Ahad 18 Jun 2017 07:34 WIB

Militer Suriah Umumkan Gencatan senjata 48 Jam di Deraa

Tentara berpatroli di sebelah bangunan yang hancur di Kota Raqqa, Suriah, 11 Juni 2017.
Foto: EPA/YOUSSEF RABIE YOUSSEF
Tentara berpatroli di sebelah bangunan yang hancur di Kota Raqqa, Suriah, 11 Juni 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Militer Suriah mengatakan akan menghentikan operasi tempur di kota bagian selatan, Deraa, selama 48 jam terhitung Sabtu (17/6). Penghentian setelah PBB selaku mediator mengumumkan dua upaya terpisah untuk mengadakan perundingan perdamaian baru bulan depan.

Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantor berita pemerintah SANA, dilansir Reuters pada Ahad (18/6), komando umum tentara Suriah mengatakan gencatan senjata yang dimulai Sabtu pukul 12.00 waktu setempat untuk mendukung 'upaya rekonsiliasi'. 

Pengumuman tersebut disampaikan pada hari yang sama dengan pernyataan PBB yang mengatakan keinginan memulai perundingan damai antara faksi-faksi Suriah pada 10 Juli di Jenewa dan Moskow. PBB juga berharap mengadakan pembicaraan di Ibu Kota Kazakhstan, Astana, pada 4-5 Juli.

Sebuah lembaga pemantau perang mengatakan tingkat kekerasan telah menurun tiga jam setelah gencatan senjata dijadwalkan mulai berlangsung. Namun, para pemberontak mengatakan kota itu masih terus dibombardir.

Militer Suriah dan pasukan milisi dukungan Iran telah meningkatkan serangan ke bagian yang dikuasai pemberontak di Kota Deraa dalam beberapa pekan terakhir ini.

Sementara itu, seorang komandan pemberontak di Deraa mengatakan kepada Reuters bahwa permusuhan belum berhenti. "Kami belum mendengar pembicaraan soal itu dan rezim masih menyerang kami dengan intensitas yang sama," kata komandan tersebut pada Sabtu pukul 15.30 waktu setempat.

Amerika Serikat dan Rusia telah mengadakan pembicaraan soal pembuatan 'zona penurunan (pertempuran)' di bagian barat daya Suriah, termasuk Provinsi Deraa, di perbatasan dengan Jordania, serta di Quneitra yang berbatasan dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Kota Deraa termasuk dalam perencanaan mediasi yang diperantarai Iran, Rusia, dan Turki di Astana pada Mei lalu. Mediasi ini untuk mewujudkan zona penurunan di Suriah.

Sejak Mei, tingkat kekerasan telah berkurang secara luas di sejumlah daerah yang diusulkan sebagai zona penurunan namun pertempuran masih berlangsung di wilayah-wilayah garis depan, termasuk Kota Deraa.

Lembaga pemantau perang, Syrian Observatory for Human Rights mengatakan ada penurunan tingkat peperangan dan penggempuran di kota itu selama tiga jam sejak gencatan senjata diberlakukan. Namun, lembaga yang berpusat di Inggris itu mengatakan penggempuran dan serangan udara masih terus mengenai beberapa bagian kota.

sumber : Reuters/Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement