Jumat 23 Jun 2017 00:21 WIB

Bima Arya Prihatin Warganya Terjebak Macet Berkepanjangan

Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah).
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, Bogor, 22/6 (Antara) - Wali Kota awa Barat, Bima Arya Sugiarto menyampaikan keprihatinannya terhadap keluhan warganya yang sering terjebak macet berkepanjangan, terutama menjelang perayaan Idul Fitri 1438 Hijriah/2017 M.

Dalam bincang dengan wartawan di Rumah Dinas Wali Kota, di Bogor Kamis malam, Bima menyampaikan hari Minggu pertama dirinya menerima banyak pesan singkat yang dikirimkan warga ke telepon seluler miliknya, bahkan obrolan "whastapp" dan komentar di akun instagram miliknya.

"Intinya warga tersiksa karena kemacetan, puluhan meter dari pohon asem sampai Sawo Jajar bisa setengah jam, dari Kapten Muslihat sampai naik kereta bisa sejam," kata Bima.

Kemacetan yang dikeluhkan warga terjadi di mana-mana, terutama di Pasar Kebon Kembang, yang berimbas ke jalur lainnya. Seperti Kapten Muslihat, Dewi Sartika, Mayor Oking, dan Merdeka.

Ia mengatakan, pesan keluhan masyarakat yang diterimanya itu beragam, mulai dari bahasa yang sopan, sampai nyumpah-nyumpahi wali kota banyak sekali diterimanya.

Menurutnya, setiap Ramadhan, dari tahun ke tahun situasi arus lalu lintas di Kota Bogor selalu padat. Tapi tahun ini, lebih padat dari biasanya.

Pemerintah Kota memang memberikan toleransi bagi masyarakat yang ingin mencari rezeki selama Ramadhan. Tetapi dengan catatan, tidak menyebabkan kemacetan, dan menambah kesembrawutan.

Tetapi, lanjutnya, saat mendatangi Pasar Kebon Kembang Senin (19/6) melihat kondisi di lapangan sangat padat. Penyebab kepadatan ada dua, yakni lapak PKL yang berlapis, dan pakir yang tidak sesuai aturannya.

"Sebenarnya di Pasar Kebon Kembang ada titik parkir yang digarap resmi oleh Dishub dan PD Pasar, tapi ada area yang harusnya bebas parkir. Tapi yang jadi masalah area itu diisi parkir, makanya terjadi pelanggaran hingga macet," kata Bima.

Menurut politisi PAN itu, satu kali ia sudah menegur pihak pengelola pakir, dan ketika kembali lagi dua hari kemudian, masih terjadi kemacetan. Bahkan ketiga kalinya kembali ke lokasi tersebut, situasi sama.

"Dua tiga kali saya kesana (Ps Kebon Kembang) masih belum berubah, terakhir dua hari yang lalu saya kesana. Parkirnya sangat maju, dua tiga lapis, bahkan ada satu motor nyaris parkir di tengah jalan. Saya dorong pakai kaki, jatuh satu, motor kedua saya dorong pakai kaki jatuh lagi," kata Bima.

Tidak hanya sampai di situ, ia memberikan peringatan keras kepada Kepala Seksi Parkir Dishub dan juru parkir yang ada di Pasar Kebon Kembang. Karena pembiaran yang dilakukan menimbulkan kemacetan parah.

"Ketika saya dorong itu (motor, red) sebetulnya ini ditujukan lebih kepada orang-orang yang melakukan pembiaran. Bukan kepada orang yang parkir, karena mereka tidak akan parkir kalau tidak diizinkan," katanya.

Menurut Bima Arya lagi, aksi menendang motor yang dilakukannya untuk mengubah pola pikir siapapun itu yang melakukan pembiaran akan ditindak. Hal tersebut sama seperti yang dilakukannya saat membanting gelas di tempat hiburan malam yang masih beroperasi di bulan Ramadhan.

Ia menyayangkan, ada tempat hiburan malam masih buka saat Ramadhan, di mana masyarakat harusnya mencari Lailatul Qodar, bahkan ia melihat ada sosok yang menjadi oknum dalam pembiaran tersebut.

"Gelas itu untuk oknum-oknum yang melakukan pembiaran itu. Sama seperti motor itu, kita tidak bisa melakukan pembiaran, melihat masyarakat tersiksa. Tapi, Inshaa Allah kejadian menendang motor itu yang pertama dan yang terakhir kalinya," kata Bima.***1***

(T.KR-LR).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement