Jumat 23 Jun 2017 00:19 WIB

Djarot: Warga Jakarta Sulit Disiplin

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ratna Puspita
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (tengah) mengunjungi stan Bank DKI pada Pembukaan Jakarta Fair 2017 di Kemayoran, Jakarta, Rabu (14/5) malam. Mendukung terwujudnya less cash society di Jakarta, Bank DKI menerapkan zona transaksi nontunai pada seluruh stan UKM yang tersebar di Anjungan Pemprov DKI Jakarta dengan mengangkat tema “Smarten Up Our Lives”.
Foto: Sami/Antara
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (tengah) mengunjungi stan Bank DKI pada Pembukaan Jakarta Fair 2017 di Kemayoran, Jakarta, Rabu (14/5) malam. Mendukung terwujudnya less cash society di Jakarta, Bank DKI menerapkan zona transaksi nontunai pada seluruh stan UKM yang tersebar di Anjungan Pemprov DKI Jakarta dengan mengangkat tema “Smarten Up Our Lives”.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan sangat sulit membentuk mental disiplin warga Jakarta. Persoalan berdisiplin masih menjadi pekerjaan rumah bagi Ibu Kota memasuki usia ke-490 tahun pada Kamis (22/6). 

Djarot mengatakan PR besar dalam membangun kota Jakarta adalah masalah sikap mental. Djarot mencontohkan mental tidak disiplin warga Jakarta seperti banyak yang tidak tertib membuang sampah, ada yang melanggar ketika berlalu lintas. "Begitu pun tertib hunian banyak pelanggaran, tertib pedagang kaki lima juga masih sulit," kata dia di Monumen Nasional, Kamis (22/6). 

Menurut Djarot mendisplinkan masyakakat memang bukan perkara mudah. Bahkan, dia menyebutkan, pekerjaan ini jauh lebih sulit dibandingkan pembangunan fisik. 

"Membangun mental lebih panjang waktunya," kata dia.

Kendati demikian, upaya membentuk budaya berdisiplin warga harus terus dilakukan. "Perubahan mental dan paradigma tidak bisa satu dua tahun, butuh waktu terus menerus dan penuh kedisiplinan," ujar dia. 

Kamis, Jakarta berusia 490 tahun. Hari lahir Jakarta ditentukan oleh Prof Dr Sukanto, guru besar sejarah pada Fakultas Kedokteran UI. Kala itu, ia menulis sebuah risalah berjudul Dari Djajakarta ke Djakarta dengan mencoba melengkapi tahun kelahiran Jayakarta dengan tanggal dan bulannya.

Prof Dr Sukanto menduga hari lahir Kota Jayakarta (Jakarta) 22 Juni 1527 saat peringatan Maulid Nabi. Pendapat ini diterima Pemda DKI Jakarta Raya sebagai hari lahir resmi kota Jakarta. 

HUT Jakarta ini dirayakan sejak 1957 pada masa Wali Kota Sudiro. Nama Jakarta ditetapkan Jepang pada 8 Desember 1942. Mulai saat itu, Pemerintahan Militer Jepang melarang digunakan nama Batavia untuk Jakarta. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement