REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kesan rawan tindak kriminalitas masih terngiang di benak pemudik asal Jawa ketika masuk Terminal Rajabasa Kota Bandar Lampung, Jumat (23/6). Pemudik dari Jawa masih banyak yang bermalam di Pelabuhan Bakauheni menunggu pagi ke Terminal Rajabasa.
Jumlah pemudik yang tiba di Terminal Rajabasa dari Pelabuhan Bakauheni meningkat mulai waktu Subuh hingga pagi hari, setelah waktu malam pemudik beristirahat di pelabuhan. Pemudik merasa nyaman bila tiba di terminal tersebut tidak pada malam hari, karena khawatir terjadi tindak kriminalitas.
“Kami terbiasa kalau mudik sampai di pelabuhan malam hari, menginap semalam menunggu pagi baru ke Terminal Rajabasa,” kata Djunaedi, pemudik dari Bekasi tujuan Hanura, Pesawaran.
Ia merasa trauma beberapa tahun silam pernah sampai di terminal dari pelabuhan pada malam hari. Ia dan keluarga dibawa orang tak dikenal mengaku awak bus ke tempat yang sepi. “Kami ditodong dimintai duit,” katanya mengenang saat mudik ke Lampung beberapa tahun silam.
Seusai meninjau Terminal Rajabasa, Kamis (22/6), Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo meminta pemudik tidak takut dan ragu masuk dan bermalam di Terminal Induk Rajabasa, Bandar Lampung. Pemerintah terus berupaya agar terminal kelas A ini lebih nyaman dan dilengkapi dengan sarana yang lebih baik.
Sejak diserahkan ke pemerintah pusat, Ridho mengatakan terus berkoordinasi dengan pusat untuk mengubah wajah Terminal Rajabasa menjadi moderen, aman, dan nyaman bagi masyarakat. Pada arus mudik tahun lalu, kata dia, Terminal Rajabasa aman dan tidak ada suatu kejadian apapun.
"Konsepnya nanti seperti Terminal Tirtonadi Solo, yang tampilannya seperti bandara,” kata Gubernur yang berencana menjadikan Terminal Rajabasa lebih nyaman bagi setiap orang, terutama saat arus mudik Lebaran.