REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Minggu 2 Juli 2017, Dompet Dhuafa genap 24 tahun, berkhidmat membentang kebaikan. Perjalanan panjang yang berawal dari kesadaran para punggawa "dapur" redaksi Harian Umum Republika, untuk mengeluarkan kewajiban berzakat, hingga terlahirnya Dompet Dhuafa pada medio 1993.
Berawal dari situlah, kini lembaga peraih Ramon Magsaysay Award 2016 tersebut, terus berproses menjadi pengelola zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf), yang profesional, transparan, serta tentu mengedepankan amanah dari para donatur dalam memberdayakan sesama.
Terus berkomitmen menyasar pertumbuhan penghimpunan ziswaf, di tahun 2017, Dompet Dhuafa selalu menghadirkan tema Membentang Kebaikan. Tren positif kenaikan donatur yang menyalurkan ziswafnya melalui Dompet Dhuafa, menjadi pemicu semangat lembaga tersebut, dalam melayani penerima manfaat. Sehingga dari tahun ke tahun, Dompet Dhuafa selalu meluaskan bentangan kebaikan dan pemberdayaan untuk penerima manfaat.
Setahun terakhir, lebih dari 1,8 juta jiwa, tercatat sebagai penerima manfaat dari berkah ziswaf para donatur. Jumlah penerima manfaat tersebut tersebar luas di lima lini konsentrasi program Dompet Dhuafa, yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi, dakwah dan kebencanaan. Tentunya, program-program tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia dan 40 negara di dunia. Bila dijumlahkan dari tahun berdirinya Dompet Dhuafa (1993), penerima manfaatnya berjumlah 14.969.836 jiwa.
Capaian tersebut tak lantas membuat lembaga tersebut puas, masih banyaknya kantong-kantong kemiskinan dalam berbagai wujud, membutuhkan semangat dan gerakan kebaikan bersama. Di 24 tahun ini, Dompet Dhuafa mengajak semua bersinergi melanjutkan program-program pemberdayaan yang ada. Menghadirkan kekuatan ziswaf untuk mengubah kehidupan banyak mustahik.
Dalam upaya memperbaiki perekonomian para mustahik, Dompet Dhuafa terus menggali potensi lokal yang ada untuk diberdayakan. Berbagai sektor ekonomi baik jual beli, pertanian, hingga jasa, terus dikembangkan. Kali ini, cerita baru hadir dari bidang pertanian yang mengembangkan potensi sayur organik di Cipanas, Jawa Barat.
Cerita tersebut menyusul berbagai lini pertanian sehat lainnya, yang lebih dahulu ada. Sebab sebelum sayur organik, dana ziswaf yang terhimpun melalui lembaga tersebut, telah menyentuh petani padi di Cianjur dengan Beras Sehatnya. Kemudian di Cisolok, program pertanian merambah budidaya kekayaan benih padi lokal Indonesia. Bahkan, Dompet Dhuafa menyasar potensi kopi-kopi unggul dari perkebunan rakyat sebagai jembatan peningkatan kesejahteraan masyarakat dhuafa.
Selain itu, hadirnya berbagai layanan kesehatan termasuk rumah sakit dengan layanan prima dan paripurna, menjadi lini pelayanan kesehatan terbaik bagi Dhuafa. Adanya layanan kesehatan dan rumah sakit menjadi langkah baru masyarakat dhuafa untuk meraih sehatnya, tanpa terkendala dana. Seperti halnya Ismail Hatras, pasien hemodialisa (cuci darah) di Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa di Parung, Bogor, menjadi bukti zakat menguatkannya menghadapi ujian sakitnya.
“Dari semua pelayanan hemodialisa yang pernah saya jalani. Pelayanan di sini (RS Rumah Sehat Terpadu) paling baik. Saya memilih untuk rutin berobat di sini, karena juga gratis,” ujar Ismail Hatras, sembari membuka tawa bahagia.
Kemudian di lini pendidikan, selain menjangkau kawasan perbatasan dan terluar negeri ini. Dompet Dhuafa juga menghadirkan boarding school SMART Ekselensia Indonesia. Melalui kolaborasi dana ziswaf, SMART Ekselensia Indonesia menjadi kawah candradmuka siswa dhuafa berprestasi dari seluruh penjuru negeri. Semangat meraih cita-cita yang luar biasa, membawa siswa sekolah tersebut hingga saat ini selalu lulus 100 persen. Bahkan, banyak dari lulusannya yang kini telah menjadi insan yang dapat dikatakan sukses, dan melanjutkan cita-cita pendidikannya ke berbagai belahan dunia.
Banyak juga program pemberdayaan pendidikan lainnya yang mampu menyemai banyak mimpi dan cita-cita. Salah satunya adalah program beastudi etoss yang mampu membawa Ilham Nurdin (32), putra guru honorer tersebut berhasil meraih cita-citanya menjadi dokter.
“Mungkin ini adalah jalan saya. Alhamdulillah, karena donatur Dompet Dhuafa, saya bisa menjadi dokter,” kata Ilham.
Selain itu, berbagai polemik dari konflik sosial, krisis kemanusiaan, hingga kebencanaan, baik di dalam maupun luar negeri, tak luput dari wilayah jelajah Dompet Dhuafa. Konflik di Suriah, bencana kemanusiaan di Somalia, dan tragedi Marawi, menjadi respon terhangat Dompet Dhuafa akan krisis kemanusiaan. Advokasi dan menggulirkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar menjadi kekuatan respon cepat di lini tersebut.
Penguatan iman dan takwa terhadap Islam, Dompet Dhuafa semai melalui Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa). Dari Cordofa, berbagai dari disebar ke perbatasan, dan mancanegara untuk lebih membumikan Islam yang rahmatan lil alamin. Tak hanya itu, di berbagai periode, Cordofa bekerjasama dengan Pelni mengirimkan Dai Samudera untuk mensyiarkan Islam di atas kepal-kapal penghubung antar pulau di Indonesia.
“Di atas adalah sedikit bukti nyata dari kinerja Dompet Dhuafa, dalam mentransformasi dana Ziswaf para donatur menjadi program-program pemberdayaan. Tentu perjuangan Dompet Dhuafa dalam membuka belenggu kemiskinan tak ingin berhenti sampai di sini. Inovasi dan penyegaran program untuk mengubah mustahik menjadi muzaki, perlu kita upayakan bersama. Dukungan dan amanah ziswaf Anda semua, menjadi penjaga semangat mengubah dhuafa menjadi insan berdaya di tahun-tahun selanjutnya. Karena tanpa peran Anda semua, 24 tahun kami tak akan menjadi apa-apa, terima kasih para donatur semua,” kata Ketua Pengurus Dompet Dhuafa Ismail A. Said.
Dompet Dhuafa merupakan lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa melalui himpunan dana ziswaf, serta dana lainnya yang halal dan legal, baik dari perorangan, kelompok, perusahaan atau lembaga. Selama 24 tahun Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan ummat dalam pendidikan, kesehatan, ekonomi, dakwah, sosial dan kebencanaan, serta Corporate social responsibility (CSR).