Selasa 04 Jul 2017 08:20 WIB

Kwarnas Gerakan Pramuka Ajak Teladani Pengabdian Basarnas

Gerakan Pramuka ucapkan belasungkawa atas musibah jatuhnya helikopter Basarnas
Foto: dok: Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka ucapkan belasungkawa atas musibah jatuhnya helikopter Basarnas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault mengucapkan belasungkawa atas kecelakaan helikopter Basarnas yang jatuh di Pegunungan Butak, Temanggung, Jawa Tengah pada Ahad (2/7).

“Selamat jalan kakak-kakak pejuang kemanusiaan dari Basarnas. Kami Pramuka se-Indonesia berduka dan mendoakan. Mereka bekerja saat kita libur, pengabdian dan keikhlasan mereka harus kita teladani,” ujar Adhyaksa Dault.

Adhyaksa menjelaskan informasi yang dia terima bahwa almarhum Kak Nyoto Purwanto dan Tim Basarnas yang wafat lainnya, semasa hidupnya aktif memberikan pendidikan dan pelatihan bagi adik-adik Pramuka. Ia berharap pengabdian dan berbagi ilmu dapat menjadi amal jariyah bagi beliau.

“Nanti di Raimuna Nasional XI 2017 Gerakan Pramuka, kita juga akan mengundang dari Basarnas sebagai narasumber. Banyak ilmu dan informasi baru yang harus kita serap dari Basarnas,” tambah Adhyaksa yang juga Mantan Menpora 2004–2009 ini dalam keterangan tertulis.

Helikopter Basarnas yang jatuh mengakibatkan delapan orang korban tewas, yaitu empat kru dan empat tim rescue Basarnas. Delapan orang itu adalah kru: Kapten Laut (P) Haryanto, Kapten Laut (P) Solihin, Serka Mpu Hari Marsono dan Peltu LPU Budi Santoso; sedangkan dari Tim Basarnas: Maulana Afandi, Nyoto Purwanto, Budi Resti, dan Catur Bambang Sulistyo.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement