REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Wali Kota Jakarta Timur Bambang Muryawardana mengatakan dalam waktu dekat, usai Idul Fitri, wilayah permukiman yang ada di bantaran Kali Ciliwung dan Kali Sunter, di Cakung, Jakarta Timur, akan segera digusur.
Bambang mengatakan, titik yang digusur itu berada di wilayah bantaran Kali Ciliwung dan Kali Sunter. "Nanti memang akan segera digusur, dan rumah susun (rusun) sebenarnya sudah siap untuk dihuni," katanya saat ditemui dalam safari Idul Fitri di Jalan Kayu Manis 2, Rabu (5/7) sore.
Daerah yang akan digusur tersebut, tentunya akan dilakukan normalisasi sungai dan menata bantaran sungai agar lebih rapi. Rusun yang telah disiapkan oleh Pemkot Jakarta Timur, adalah Rusun Jatinegara Kaum dan Rusun Cakung Barat.
Anggaran yang masuk dalam APBD untuk penggusuran saja mencapai Rp 22,7 miliar dengan rincian 507 program. Dan diduga mengimplementasikan penggusuran paksa di berbagai wilayah administratif DKI Jakarta.
Menurut data dari LBH Jakarta, 507 program tersebut tersebar di enam wilayah. Tertinggi pertama, berada di Jakarta Selatan dengan 124 program menelan dana Rp 3,9 miliar. Kedua, Jakarta Timur dengan 118 program menelan dana Rp 5,5 miliar. Ketiga, Jakarta Barat dengan 94 program menelan dana sebesar Rp 6,2 miliar. Keempat, Jakarta Pusat dengan 91 program menelan dana Rp 3,4 miliar. Kelima, Jakarta Utara dengan 69 program sebesar Rp 3,05 miliar. Dan terakhir, di Kepulauan Seribu 11 program menelan dana Rp 387 juta.
Jakarta Timur dengan menempati urutan kedua, namun memiliki anggaran yang lebih besar dari Jakarta Selatan yang menempati urutan pertama dengan program terbanyak. Bambang menjelaskan, anggaran tersebut digunakan untuk pembangunan rusun juga untuk hal lainnya.
"Anggaran kan bukan hanya untuk Rusun, tapi untuk penertiban dan relokasi juga. Lalu nanti di Kramat Jati kita juga sudah bekerjasama dengan PD Pasar Jaya, untuk membangun jalan sepanjang 3.000 meter di bantaran Kali Baru," jelasnya.