Jumat 07 Jul 2017 17:51 WIB

Bekasi Pilot Project Aspal Plastik

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan Kota Bekasi akan menjadi proyek percobaan (pilot project) pengembangan sampah plastik menjadi jalan pada tahun ini.

"Tahun ini, Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR sudah punya programnya di Bekasi," kata Basuki yang ditemui di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Jumat (7/7).

Basuki menuturkan program tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengatasi produksi sampah plastik di Indonesia. Terlebih, Indonesia diklaim sebagai negara kedua terbesar dunia yang menghasilkan sampah plastik yang mengalir ke laut. Dengan mencemari lautan, sampah plastik kemudian dimakan ikan dan membahayakan kehidupan manusia yang memakan ikan laut.

Basuki mengatakan bahan campuran aspal untuk membangun jalan akan dicoba menggunakan sampah plastik berupa kantong plastik. Sebab, kantong plastik jarang dipakai.

"Kalau plastik botol kan banyak demand (permintaan) tinggi. Kalau kantong plastik itu ditinggal, demand sangat kecil. Nah, ini akan kita coba sebagai bahan campuran aspal untuk bangun jalan," ujar dia.

Basuki mengatakan campuran aspal untuk jalan sudah diimplementasikan di Inggris dan India. Ketahanannya pun cukup baik. "Di India sudah mulai dilaksanakan dan kualitasnya bagus. Kita akan coba, nanti Balitbang bisa monitor kualitasnya," ujar dia.

Ia menuturkan, biaya yang diperlukan untuk membiayai proyek tersebut diperkirakan mencapai sekitar Rp 1 miliar per 1 kilometer dengan campuran plastik maksimal 10 persen. "Kalau menggunakan campuran karet, biayanya lebih besar sedikit. Proyeknya menggunakan anggaran tahun 2017," kara dia.

Kemenko Kemaritiman juga akan melakukan pilot project jalan aspal menggunakan bahan campuran plastik di Bali, tahun ini. Percobaan akan mengimplementasi teknologi yang digunakan India.

"Kalau sekarang kan dibikin di Udayana, Bali. Tapi Pak Menko (Luhut) minta agar dilakukan di daerah ramai. Kalau Udayana kan universitas. Kami ingin di tempat ramai juga untuk mengampanyekan sampah plastik agar orang tahu," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement