REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Telematika ITB, Hermasyah menjadi korban pembacokan di tol Jagorawi pada Ahad (9/7). Sampai hari ini polisi masih belum menemukan siapa pelaku penyerangan sadis tersebut.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Rikwanto mengatakan, saat ini penyidik masih mengumpulkan saksi-saksi peristiwa tersebut. Salah satu saksi yang telah dilakukan pemeriksaan yakni istri dari korban sendiri, Irina.
Hanya saja lanjut Rikwanto pada saat kejadian, istrinya shock. Sehingga penyidik harus mendapatkan saksi yang lainnya. "Istrinya shock jadi kita sedang mencari lagi yang lain sebanyak-banyaknya saksi," terang Rikwanto di Monas, Jakarta Pusat, Senin (9/7).
Pun saat ditanyakan terkait dengan plat mobil yang digunakan oleh pelaku, menurut Rikwanto karena pada saat kejadian istri korban nampak shock sehingga tidak banyak yang diingatnya. "Lagi didalami kan istrinya shock," ujar dia.
Rikwanto menuturkan peristiwa tersebut bermula saat kepulangan Hermansyah bersama istri dan adiknya di mobil yang berbeda. Hermansyah bersama istri menggunakan Toyota Avanza, sedangkan adiknya di mobil yang berbeda.
Saat berada di kilometer 6 Tol Jagorawi menuju rumahnya di Depok tiba-tiba ada kendaraan yang mencoba memepet mobil adiknya sehingga terjadi aksi saling kejar. Buntut dari saling kejar dengan mobil sedan tersebut mobil adiknya tersenggol. "Korban berinisiatif membantu adiknya dengan mengejar mobil sedan tersebut," terang Rikwanto.
Sayangnya, dari arah belakang ternyata ada mobil Honda Jazz yang turut mengejar korban dan memepet korban. Peristiwa sekitar pukul 04.00 WIB menuju Depok itu, tepat di kilometer 6 korban diminta untuk menepi. "Sekitar KM 6 Tol Jagorawi mobil korban disuruh menepi oleh pelaku kemudian korban oleh pelaku disuruh membuka pintu," tuturnya.
Saat itulah korban turun dan langsung diserang oleh sekitar lima orang pelaku. Salah satu di antara mereka membawa senjata tajam dan melukai korban kemudian langsung melarikan diri. "Akibat kejadian tersebut korban terluka dibagian kepala, leher dan tangan," ungkap dia.
Hingga saat ini, tambah Rikwanto, masih belum diketahui motif dari penyerangan tersebut. "Motifnya sementara masih belum diketahui, kita kejar pelakunya dulu," kata Rikwanto.