REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengatakan pemeriksaan penyidik senior KPK Novel Baswedan oleh Polda Metro Jaya masih menunggu izin dari dokter yang merawat penyidik senior KPK itu di Singapura.
Agus mengungkapkan saat ini kondisi mata Novel masih belum stabil sehingga, dokter khawatir pemeriksaan yang dilakukan dapat mengganggu proses penyembuhan Novel.
"Ya nanti kalau diperlukan, kalau nanti sudah dapat izin dari dokternya, dan Mas Novel bersedia, ya kita akan berangkat," kata Agus di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (11/7).
Menurut keterangan dokter, pemeriksaan bisa menyebabkan peningkatan emosi yang bisa mengganggu proses penyembuhan. "Dokternya bilang jangan dulu, jangan dulu, karena emosi (saat diperiksa) mengganggu tekanan mata. Saya juga baru tahu," katanya.
Agus menambahkan, saat Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan jajarannya berkunjung ke KPK, mereka mengajaknya bergabung untuk mengusut kasus dugaan penyerangan terhadap Novel. Namun Agus belum memastikan apakah jajarannya akan ikut bergabung.
"Kita sedang mengkaji kalau teman-teman Polri kan minta kita bergabung. Nanti akan kita kaji apakah kita akan bergabung atau tidak," ujarnya.
Polisi hingga saat ini telah menggambarkan tiga sketsa wajah terduga penyerang Novel Baswedan. Kepolisian juga telah meminta data terhadap 21 toko kimia yang berada di sekitar kediaman Novel di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Selain mendata pembeli di toko kimia, penyidik juga memeriksa 38 CCTV dengan radius 500 meter dari kediaman Novel. Namun, dalam pemeriksaan CCTV ditemui beberapa kendala seperti resolusi yang rendah, kamera yang tidak merekam serta rekaman CCTV yang hanya bertahan tidak lebih dari seminggu.
Novel Baswedan mengalami penyerangan berupa penyiraman air keras berjenis asam sulfat atau H2SO4 pada Selasa (11/4). Dia kini menjalani perawatan intensif di Singapura untuk menyembuhkan penglihatannya imbas penyerangan itu.