REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR — Dua orang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Cianjur hilang kontak dengan keluarga selama enam tahun. Kini, keluarga berharap kedua orang yang merupakan tenaga kerja wanita (TKW) ini bisa segera dipulangkan ke Tanah Air.
Dua orang TKW tersebut adalah Nia Nuraeni (23 tahun), warga Kampung Pasirkunci, Desa Nanggala Mekar, Kecamatan Bojongpicung, dan Siti Munawaroh (23 tahun), warga Kampung Lio RT 01 RW 08, Desa Ciherang, Kecamatan Karangtengah. Keluarga keduanya melaporkan permasalahan tersebut ke Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira).
"Putri saya hilang kontak dengan keluarga sejak enam tahun lalu," kata ibu kandung Nia Nuraeni, Ucih (45 tahun), kepada wartawan Rabu (12/7). Anaknya tersebut berangkat menjadi TKW ke Arab Saudi.
Awalnya, ungkap Ucih, Nia sempat memberikan kabar pada saat enam bulan berada di negara tersebut. Bahkan, anaknya itu juga mengirimkan uang untuk keluarga di Cianjur.
Namun, komunikasi tersebut merupakan yang terakhir kali dilakukan oleh Nia. Oleh karena itu, keluarga melakukan sejumlah upaya untuk menemukan keberadaan Nia di Arab Saudi. Misalnya, dengan mencari informasi kepada sponsor yang memberangkatkannya menjadi TKI ke luar negeri.
Usahanya ini, kata Ucih, hingga kini belum membuahkan hasil. Kini keluarga melaporkan kepada Astakira untuk membantu pencarian anaknya tersebut. ''Saya berharap anak saya bisa ditemukan dan pulang ke Cianjur,'' ujarnya.
Orang tua TKW Siti Munawaroh, Olib (52 tahun), mengatakan, anaknya hilang kontak sejak kepergiannya enam tahun lalu. ''Sejak berangkat belum ada komunikasi dengan keluarga,'' ujarnya.
Olib menerangkan, keluarga sudah mencari keberadaan Siti melalui sponsor yang memberangkatkannya yang berada di Sukabumi. Upaya itu tidak membuahkan hasil karena sponsor itu tidak ada di rumahnya.
Ketua Astakira Hendri Prayodi menuturkan, lembaganya akan berupaya membantu menemukan keberadaan kedua TKW tersebut. Caranya dengan mengumpulkan dokumen kedua TKW yang hilang kontak dengan keluarga.
''Selepas itu kami akan melaporkan kasus ini ke Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) dan Kemenlu,'' ujar Hendri kepada wartawan. Harapannya penelusuran ini bisa segera menemukan keduanya.