REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Militer Irak tengah melakukan operasi pembersihan ISIS di Mosul. Sebelumnya Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengklaim bahwa militernya berhasil mengalahkan ISIS di Kota Tua tersebut.
Pada Selasa (11/7) malam dan Rabu (12/7) dini hari, helikopter-helikopter militer Irak kembali menggempur dan membombardir Mosul. Kontak senjata dengan militan ISIS yang masih tersisa di kota tersebut pun tak terhindarkan.
"Kami masih hidup dalam suasana perang meski ada pengumuman kemenangan dua hari lalu," kata Fahd Ghanim, seorang warga yang masih tinggal di Mosul.
Seorang pejabat militer Irak mengatakan serangan tersebut merupakan operasi pembersihan. Menurutnya, pergerakan ISIS harus diblokir secepat mungkin agar mereka tidak dapat kabur dari Mosul. "Mereka menghilang di sini dan muncul di sana, kita targetkan mereka," ujar pejabat militer Irak tersebut.
Letnan Jenderal Stephen Towsend dari satuan militer Amerika Serikat yang berpartisipasi dan membantu pasukan Irak mengatakan, setidaknya masih terdapat sekitar 100 militan ISIS di Mosul. "Ada celah yang dilalui, kami belum membersihkan setiap bangunan di kota seukuran Philadelphia ini. Ini masih harus ditangani," ucapnya.
Ia memperkirakan masih akan ada kerugian yang harus dihadapi dan ditanggung militer Irak dalam operasi pembersihan ISIS di Mosul. Sebab kota yang telah porak poranda tersebut, menurut Towsend, tak jarang dipasangi perangkap bom oleh ISIS.
Operasi militer Irak dan koalisi pimpinan AS di Mosul di mulai sejak Oktober tahun lalu. Dalam peperangan selama sembilan bulan, sekitar 920 ribu warga sipil Mosul telah mengungsi.
Mereka tinggal di kamp-kamp pengungsi di kota-kota yang bertetangga dengan Mosul. Sebagian lainnya memutuskan untuk tinggal di rumah kerabat yang lebih aman.