REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Milisi ISIS telah berada di ambang kekalahan total di Suriah. Wilayah terakhir yang dikuasainya di negara tersebut, yakni Baghouz, telah dikepung dan digempur oleh Pasukan Demokrat Suriah (SDF) dengan bantuan militer Amerika Serikat (AS).
Juru bicara SDF Mustafa Bali mengatakan pasukannya maju di dua front dengan menggunakan persenjataan sedang dan berat. Serangan akan terus dilakukan hingga semua anggota ISIS dikalahkan. "Kami berharap ini akan segera berakhir," kata Bali pada Sabtu (2/3).
Setelah kehilangan hampir seluruh daerah kekuasaannya di Suriah, milisi ISIS mulai terdesak dan melarikan diri ke daerah perbatasan Suriah-Irak. Mereka berusaha menahan gempuran dengan menggunakan warga sipil sebagai "tameng". Cara itu cukup ampuh sebab SDF dan AS berusaha menghindari jatuhnya korban sipil.
Menurut SDF sebagian besar anggota ISIS yang terkepung di Baghuz adalah warga asing. Mereka adalah orang-orang yang termakan propaganda pendiri ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.
Hingga kini nasib dan keberadaan al-Baghdadi juga masih belum diketahui. Dia telah beberapa kali dikabarkan tewas akibat serangan udara. Namun tak ada pihak yang dapat mengonfirmasi kebenarannya.
Pada pertengahan 2017, misalnya, Rusia mengatakan pihaknya mungkin berhasil membunuh al-Baghdadi ketika melancarkan serangan udara ke Raqa, Suriah. Namun belakangan Rusia menyatakan masih berupaya memverifikasi hal tersebut.
Pada September 2017, seorang kepala militer AS menyatakan bahwa al-Baghdadi masih hidup. Ia menyebut al-Baghdadi kemungkinan bersembunyi di Lembah Eufrat di Suriah timur.
Sementara itu intelijen Irak mengatakan al-Baghdadi bersembunyi di Suriah timur bersama putra dan menantunya. Ia kerap berpindah lokasi tanpa disertai konvoi.
Menurut pejabat intelijen Irak, al-Baghdadi sempat berada di Hajin, Shaddadi, Suwar, dan Markadah. Ia selalu bepergian dengan didampingi empat atau lima orang, termasuk putra dan menantunya.
Pada 2014, al-Baghdadi mendeklarasikan kekhilafahan di Irak dan Suriah. Deklarasi dilakukan di Masjid Agung Mosul di Irak. Namun setelah deklarasi tersebut, al-Baghdadi tidak pernah diketahui keberadaannya.