REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) menegaskan pembentukan karakter anak juga berasal dari lingkungan. Hal itu mengomentari ihwal kemungkinan materi hak asasi manusia (HAM) yang tidak sampai pada peserta didik.
“(Materi HAM) siapa yang membentuk karater anak, terkait karakter jati diri, nilai yang ditanamkan di lingkungan dia tumbuh,” kata Direktur bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian PPPA Lenny R Rosalin di Kantor Kementerian PPPA, Jakarta, Senin (17/7).
Ia mengatakan lingkungan sekolah dan keluarga bukan jaminan seorang anak memilki penanaman karakter. Sebab, lingkungan pergaulan merupakan area yang mudah mempengaruhi karakter anak.
“Kelompok masyarakat yang paling rentan adalah anak. Mahasiswa bukan kategori anak lagi, tapi bisa bersikap itu bagaimana pas masa anak-anaknya,” ujar Sekertaris Kementerian PPPA itu.
Saat ini, Lenny mengatakan, Kementerian PPPA tengah mendorong anak menjadi agen perubahan, yakni pelapor dan pelopor. Tujuannya, agar mencegah adanya kekersan terhadap anak yang dilakukan oleh sebanyanya. Lenny mengatakan, materi HAM selalu diberikan dan disisipkan selama anak berada di sekolah.