Kamis 20 Jul 2017 01:14 WIB

Adu Domba Cara Memecah Belah Islam

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Manarah Al Islamiyah Arab Saudi, Syaikh Khalid Al Hamudi (ketiga kiri), mantan Presiden Sudan, Abdel Rahman Swar Al-Dahab (kiri), Gubernur Sumbar Irwan Prayitno (keempat kiri), berbincang bersama ulama lainnya, pada pertemuan Ulama dan Da'i dunia (Multaqa Da'i) ke-3, di Masjid Raya Sumatera Barat, di Padang, Senin (17/7).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Manarah Al Islamiyah Arab Saudi, Syaikh Khalid Al Hamudi (ketiga kiri), mantan Presiden Sudan, Abdel Rahman Swar Al-Dahab (kiri), Gubernur Sumbar Irwan Prayitno (keempat kiri), berbincang bersama ulama lainnya, pada pertemuan Ulama dan Da'i dunia (Multaqa Da'i) ke-3, di Masjid Raya Sumatera Barat, di Padang, Senin (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Umat Islam saat ini sedang menghadapi banyak persoalan internal dan terpecah-pecah. Penyebab terjadinya perpecahan dan konflik diindikasi karena ada pihak yang mengadu domba. Mereka tidak menginginkan Islam bersatu.

"Sesungguhnya di belakang kejadian ini (perpecahan) ada pihak yang memusuhi Islam, mereka ingin agar agama Islam terpecah belah," kata Dosen Pembimbing Makalah Quran, Universitas Malik Abdul Aziz di Jeddah, Dr Muafak bin Abdullah kepada Republika di Hotel Grand Inna Padang, Rabu (19/7).

Dia mengatakan, sesungguhnya umat Islam awalnya bersatu. Kemudian, pihak yang tidak senang terhadap Islam berupaya melakukan perlawanan. Mereka melawan Islam dengan cara mengadu domba umat Islam satu sama lain.

Dr. Muafak yang juga ulama ahli aqidah dan dakwah menerangkan, mereka yang tidak senang dengan Islam benar-benar tahu kekuatan umat Islam. "Mereka tahu kalau umat Islam berkumpul dengan satu tujuan yang sama, maka Islam akan menjadi agama paling kuat di muka bumi," ujarnya.

Dr Muafak yang menjadi pembicara pada Pertemuan Ulama dan Dai se-Asia Tenggara, Eropa serta Afrika di Kota Padang menyampaikan, agar tidak terjadi perpecahan karena diadu domba, maka umat Islam harus bersatu dengan cara kembali kepada Alquran dan Asunnah.

Dia menjelaskan, Islam adalah agama yang sempurna, menjunjung tinggi akhlak dan persatuan. Islam juga agama yang wasathiyah, rahmatan lil alamin dan menyembah kepada Allah Yang Maha Esa. Menurutnya, jika umat Islam memahami dan mempraktikan ini semua, maka akan terjalin persatuan umat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement