REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) dilanda dengan kekeringan parah. PBB memperingatkan, negara itu sedang menghadapi bencana terburuk sejak 2001. PBB juga menyatakan kekhawatiran bahwa banyak warga di negara itu yang dapat mengalami kekurangan pangan. Kondisi itu harus segera diatasi untuk menghindari krisis kemanusiaan di negara terisolasi itu.
"Jika kondisi kekeringan terus berlanjut, situasi keamanan pangan kemungkinan dapat terus memburuk dan menimbulkan krisis kemanusiaan yang besar," ujar pernyataan dari Organisasi Pangan PBB (FAO), dilansir CNN, Jumat (21/7).
Korut pernah mengalami bencana kelaparan yang sangat buruk pada akhir 1990. Kekeringan di negara itu membuat setidaknya dua juta orang tewas, tepatnya antara 1995 hingga 1999. Jutaan ton bantuan makanan saat itu dikirimkan oleh sejumlah negara ke Korut.
Meski demikian, hingga saat ini FAO memperkirakan hingga saat ini setidaknya ada 70 persen warga sipil di Korut yang belum dapat mengkonsumsi makanan secara layak. Cuaca kering yang berkepanjangan pada tahun ini terjadi di Korut mulai pada April hingga puncaknya Juni.
Sejumlah tanaman yang menjadi sumber pangan utama di negara yang dipimpin Kim Jong-un itu, yakni jagung dilaporkan terkena dampak sangat parah. FAO meminta bantuan untuk dapat didistribusikan segera ke Korut. Khususnya adalah untuk petani dan warga sipil yang mengolah tanaman-tanaman pangan. Peralatan untuk irigasi diperlukan secepatnya, serta pengiriman makanan-makanan.