REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan narkotika jenis Flakka sudah masuk ke Indonesia. Untuk itu, BNN akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk menindaklanjuti masuknya Flakka, sehingga bisa segera mengambil langkah hukum bila ada penyalahgunaan dan pengedaran.
"Kami mendapat laporan baru saja ada paket yang disita yang isinya narkotika jenis Flakka," ujar Kepala BNN Budi Waseso di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Jumat (21/7).
Pria yang akrab disapa Buwas itu mengatakan, ancaman narkotika di Indonesia sangat luar biasa. Bahkan menurutnya, keberhasilan BNN mengagalkan penyeludupan Narkoba jenis Sabu sebanyak satu ton dari Cina belumlah apa-apa. Sebab penyelundupan Narkoba yang berhasil masuk ke Indonesia jumlahnya lebih besar dari itu.
"Data yang saya terima dari Cina, narkotika diproduksi oleh Negara Cina yang dimasukkan ke Indonesia. Jadi tahun 2016 shabu yang masuk ke Indonesia 250 ton, precursor bahan narkotika dan obat-obatan untuk 1097,6 ton dan tidak satu gram pun keluar dari Indonesia," katanya.
Ia mengatakan mendapatkan informasi tersebut justru dari Kementerian di Cina dan tiga kepolisian negara bagian Cina. Lebih lanjut Buwas mengungkapkan desain perang candu sedang dimasukkan ke Indonesia.
"Apapun pembangunan di Indonesia tidak akan berhasil bila penanganan narkoba tidak berhasil, karena program-program pembangunan akan dihancurkan oleh permasalahan narkoba," ungkapnya.
Karena itu ia berharap para penggiat anti narkoba/ harus diaktifkan oleh Kepala Daerah di wilayahnya. Bila setelah pemuda kader inti anti narkoba tidak ada kegiatan nyata maka tidak ada hasilnya. Karena program-programnya harus didukung oleh anggaran.