Senin 24 Jul 2017 15:46 WIB

Penyalahgunaan Narkoba di Jawa Barat Terus Meningkat

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Qommarria Rostanti
Narkotika (Ilustrasi)
Foto: Corbis
Narkotika (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Barat, Brigjen Pol Rusnadi, mengatakan kasus penyalahgunaan narkotika masih menjadi pekerjaan rumah di Jawa Barat (Jabar). Dalam beberapa tahun terakhir perkembangannya tercatat terus meningkat.

"Data dari Polda tadi 2015 sekitar 2.000 (kasus), tahun 2016 3.000. Kalau 2017 sampai pertengahan kecenderungan memang naik," kata Rusnadi usai peringatan Hari Anti Narkotika Internasional di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (24/7).

Dia mengatakan dari berbagai kasus penggunaan narkoba yang ditangani, ganja masih menjadi jenis narkotika yang banyak digunakan. Kemudahan mendapatkan dan masih banyaknya produksi ganja di Indonesia ditengarai menjadi faktor penggunaan ganja masih marak.

"Ya (mudah didapat). Itu dari Aceh, tapi jangan salah bahwa di Jawa Barat juga sudah ada yang nanam juga di Garut yang kita tangkap tahun 2016. Kita lagi selidiki lagi," ujarnya.

Dia mengatakan masih maraknya penggunaan narkoba karena peredarannya yang masih belum dapat diberantas secara menyeluruh. Masih banyak selundupan yang masuk ke Indonesia. Baru-baru ini BNN Jabar mengungkap peredaran ganja dari Sumatra seberat 70 kilogram dan menangkap empat orang sebagai tersangka pada bulan lalu. Sementara BNN pusat berhasil mengungkap penyelundupan sabu sebanyak 1 ton dari Taiwan.

Rusnadi menyebut, informasi dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk memantau pergerakan pengedar narkoba. Informasi dari masyarakat dapat menjadi modal penggagalan peredaran obat-obatan terlarang sampai ke tangan konsumen. "Karena itu saya bilang kalau informasi dari masyarakat bagus, kita bisa nangkap," ujarnya.

Meskipun jenis ganja masih menjadi yang paling marak digunakan, pihaknya tetap mewaspadai peredaran narkoba jenis baru. BNN Jabar pun aktif melakuakn rehabilitasi kepada para korban. Tercatat pada 2016, 300 pengguna narkoba direhabilitasi.

Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan mengatakan peringatan Hari Anti Narkotika menjadi momentum meningkatkan komitmen upaya memberantas narkoba di Indonesia khususnya Jabar. Sebab, narkoba masih menjadi musuh utama yang mengancam generasi muda bangsa.

"Kita tidak ingin generasi muda kita terjebak kemudian celaka kemudian masa depannya suram gara-gara narkoba," ujarnya. Untuk itu, dia mengajak semua pihak bersatu baik keluarga, sekolah, masyarakat sosial, instansi swasta, maupun pemerintah untuk menjauhkan jeratan bahaya narkoba.

Aher, sapaan akrabnya, mengimbau generasi muda tidak terjerumus dalam bahaya narkoba. Pasalnya anak-anak muda cenderung suka mengambil langkah pintas saat ada masalah, salah satunya menggunakan narkoba.

"Kalau ada urusan sosial, urusan kejadian yang menjadikan psikologisnya terganggu, kejiwaan terganggu, penyelesaiannya adalah segera munajat, zikir kepada Allah," kata Aher. Setelah itu, segera berkonsultasi dengan orang di sekitar baik itu orang tua atau guru.

Dia pun meminta orang tua dan guru membuka diri serta memberikan perhatian yang penuh kepada anak-anaknya.  Perhatian tersebut diyakini dapat mencegah anak terjerumus pergaulan bebas yang membahayakan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement