REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Toyota Astra Motor (TAM) berharap salah satu varian kendaraan produksinya yaitu Toyota Fortuner, mampu mendongkrak ekspor otomotif di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini.
"Sekarang ekspor memang lagi menguntungkan. Kemarin kami ketemu Pak Hidayat (Menteri Perindustrian) membahas Indonesia International Motor Show atau IIMS dan salah satu agendanya adalah upaya meningkatkan ekspor, ya salah satunya mungkin bisa dari Fortuner," kata Presiden Direktur TAM Johnny Darmawan di Jakarta, Selasa (3/9).
Kendaraan "sport utility vehicle" (SUV) yang pertama kali diluncurkan pada 2005 itu merupakan salah satu produk andalan ekspor produsen otomotif itu. Negara tujuan ekspor kendaraan SUV itu saat ini adalah wilayah Asia Pasifik dan Timur Tengah.
Namun, menurut dia, meningkatkan volume ekspor tidaklah semudah membalikan tangan karena komponen penyusun kendaraan masih menggunakan bahan baku yang masih harus diimpor.
"Jika misalnya ada permintaan ekspor lebih, tentu akan dipenuhi," katanya.
Berdasarkan data TAM, ekspor kendaraan terus mengalami tren peningkatan mulai 2010. Pada 2012, total ekspor kendaraan yang didominasi varian Innova dan Fortuner mencapai 40.984 unit, sedangkan pada periode Januari-Juli 2013 mencapai 25.640 unit.
Johnny sendiri mengklaim bahwa jumlah tersebut adalah yang terbesar dari total ekspor otomotif nasional. "Berdasarkan data Gaikindo, sekitar 55-60 persen adalah kami yang ekspor. Dari dulu memang sudah gede kontribusinya," katanya.
Sementara itu, penjualan kendaraan SUV berpenggerak roda belakang itu mencapai 19.691 unit pada 2012, berkontribusi hingga 15 persen dari total penjualan kendaraan Toyota yang mencapai 400.000 unit.