REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisnis jual beli kendaraan bekas di tanah air tahun ini diyakini akan memiliki prospek yang positif, ditengah membanjirnya sejumlah merek otomotif baru di pasar tanah air. Indikator itu terlihat dari banyaknya masyarakat yang mencari informasi tentang kendaraan bekas secara online.
Mereka pada umumnya mencari pasar kendaraan menengah yang hemat bahan bakar (LCGC) maupun kelas yang ada di atasnya. Karena itu masyarakat perlu mendapat edukasi yang benar terkait membeli kendaraan bekas yang berkualitas baik. "Kerjasama dengan lembaga keuangan dan asuransi menjadi hal yang penting guna menjamin mutu kendaraan yang dijual," kata Etrisno, Head of Quality Strategic Business Unit Used Cars Carmudi, Selasa (22/1).
Etrisno juga mengakui sampai kini bisnis penjualan mobil bekas belum memiliki lembaga sejenis Gaikindo. Padahal hal itu penting guna melayani kebutuhan informasi maupun data akurat bagi masyarakat luas maupun pelaku usaha di bisnis mobil bekas. "Kami ingin mempelopori hal itu," katanya.
Melihat potensi pasar mobil bekas tersebut Carmudi mendapatkan suntikan dana segar sebesar US 10 juta dolar AS dari gabungan investor HV Holtzbrinck Ventures, Tengelmann Ventures, APACIG dan beberapa investor swasta lainnya juga bergabung tahun ini.
Tahun 2014 silam Carmudi telah memulai bisnis jual beli kendaraan online dengan dana investasi sebesar 10 juta dolar AS. Dilanjutkan pada tahun 2015, dengan tambahan dana investasi 25 juta dolar AS. Bahkan mulai tahun ini Carmudi juga akan masuk ke pasar mobil baru. "Kami melihat potensi yang bagus di pasar ini," katanya.
Meski tidak dijelaskan nilai pertumbuhan bisnisnya, namun Carmudi di Indonesia dan Filipina terus berkembang pesat dan mampu menjadi penguasa pasar jual beli kendaraan online. Situs ini telah memiliki lebih dari 100.000 listing iklan kendaraan dengan 5 juta pengguna tiap bulannya.
Pendanaan tersebut akan digunakan untuk meningkatkan operasional Carmudi di kedua negara tersebut. "Pasar jual beli kendaraan online telah memiliki pasar tersendiri di industri otomotif nasional, investasi ini kami gunakan untuk pengembangan produk dan teknologi mendukung bisnis secara vertikal," kata Pranjal Kanwar, CEO Carmudi Asia.