REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fiat Chrysler (FCA) mengatakan telah memulai persiapan untuk produksi versi hibrida plug-in dari Jeep Renegade sebagai produsen mobil dengan dorongan elektrifikasi untuk memenuhi aturan emisi ketat, Senin (8/10).
Produsen mobil terbesar ketujuh di dunia ini mengatakan pada Juni lalu, Fiat Chrysler akan menginvestasikan sembilan miliar euro (10,3 miliar dolar AS). Investasi tersebut dalam bentuk mobil listrik dan hibrida selama lima tahun ke depan untuk sepenuhnya mematuhi peraturan emisi di seluruh wilayah.
Ia juga berjanji menghentikan mesin diesel di mobil penumpang Eropa pada 2021 mendatang. "Hybrid plug-in Jeep Renegade, yang diharapkan sudah berada di pasar pada awal 2020, akan diproduksi di pabrik Melfi FCA di Italia selatan dengan versi mesin pembakaran dari model dan crossover Fiat 500X," kata FCA.
Perusahaan mengatakan akan ada lebih dari 200 juta euro dihabiskan untuk mesin baru ini. Perusahaan menambah pekerja yang akan dilatih ulang untuk teknologi baru dan pabrik juga akan dimodernisasi.
Pada 2022, FCA berencana menawarkan total 12 sistem propulsi listrik, termasuk baterai kendaraan listrik (BEV), plug-in hybrids (PHEV) dan hibrida penuh. FCA menambahkan 30 model yang berbeda akan dilengkapi dengan satu atau lebih dari sistem ini.
Fiat Chrysler merencanakan akan menambahkan 30 model yang berbeda yang akan dilengkapi dengan satu atau lebih dari sistem ini. Mantan ketua eksekutif FCA Sergio Marchionne telah lama menolak menerima elektrifikasi. Dia mengatakan hanya akan melakukannya jika menjual mobil bertenaga baterai dapat dilakukan dengan meraup keuntungan yang besar.
Dia bahkan mendesak pelanggan tidak membeli Fiat 500e milik FCA sebagai satu-satunya model bertenaga baterai karena dia banyak kehilangan uang pada setiap penjualan. Tetapi keberhasilan Tesla dan kebutuhan mematuhi aturan emisi ketat memaksa Marchionne berkomitmen pada apa yang dia sebut sebagai pengeluaran yang 'paling menyakitkan'.