REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mercedes-Benz akan memperdalam kerja sama dengan pemasok Cina. Eksekutif Mercedes-Benz Wilko Stark mengatakan hal ini disebabkan karena Cina seringkali memimpin dalam teknologi, dibandingkan dengan Eropa maupun Amerika Serikat.
Stark, yang saat ini menjabat sebagai kepala Pengadaan dan Kualitas Pemasok di Mercedes-Benz mengatakan, peralihan ke mobil listrik membuatnya lebih tergantung kepada sel baterai. "Kami akan memikirkan kemitraan di beberapa bidang. Peran kemitraan secara keseluruhan akan semakin penting," kata Stark.
Stark menambahkan Mercedes-Benz akan lebih bergantung pada pemasoknya untuk mengambil peran utama di bidang penelitian. "Kami akan mengintensifkan pencarian pemasok Cina. Cina lebih maju daripada Amerika Serikat di banyak bidang inovasi digital," ucap dia.
Basis Produksi Harus Ditambah untuk Tingkatkan Ekspor Mobil
Cina adalah pasar di mana merek mobil penumpang mewah terjual 674.125 unit pada tahun lalu. Stark menilai di bidang layanan konektivitas, orang Cina lebih maju daripada orang Amerika.
"Kami tidak punya pilihan selain memperdalam hubungan kami dengan para pemasok ini," katanya.
Mercedes juga mencari pemasok untuk mencari tahu apakah produsen mobil Jerman itu dapat menggunakan baterai kendaraan listrik yang lebih kompak dan ringan. Stark mencatat bahwa baterai yang lebih padat dan lebih murah dengan waktu pengisian yang lebih pendek juga dapat memungkinkan Mercedes menurunkan biaya mobil listrik lebih dekat dengan varian mesin pembakaran yang setara.