REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Tahun ini merupakan tahun yang berat bagi Harley Davidson. Pabrikan motor besar ini harus rela menghadapi kenyataan pahit berupa penurunan nilai saham.
Perusahaan yang terdaftar dalam New York Stock Exchange (NYSE) dengan inisial HOG ini mengalami 13 kali ketertinggalan dalam pendapatan dan 11 kali ketertinggalan dalam free cash flow.
Meskipun, seperti yang dilansir dari Seekingalpha.com pada Selasa (1/12), HOG masih di kelola dengan baik untuk meningkatkan return on equity (ROE) di atas rata-rata.
Saat ini, nilai saham pabrikan asal Amerika Serikat (AS) itu harus terpangkas sebesar 26 persen. Dilihat dari kinerja perusahaan, tercermin bahwa HOG belum benar-benar pulih dari sengatan krisis keuangan yang sempat melanda.
Margin perusahaan pun belum pulih sejak krisis tersebut. Hal ini menyebakan saham Harley Davidson ditawarkan dengan harga terendah sepanjang sejarah setelah perusahaan itu go public.