REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Israel telah memanfaatkan perpecahan di antara umat Islam. Pernyataannya ini berkaitan dengan tindakan Israel baru-baru ini yang membatasi Muslim untuk beribadah di Masjid al-Aqsha di Yerusalem.
"Israel berupaya mengubah karakter Islam Yerusalem dan memanfaatkan perpecahan di antara umat Islam," ujar Erdogan ketika berpidato di Kongres Islam Dunia yang digelar di Ankara, seperti dikutip laman Middle East Monitor, Kamis (27/7).
Erdogan meminta Israel untuk menghormati hak asasi manusia dan konvensi Yerusalem. "Kita tidak boleh menutup pintu al-Aqsha terhadap Muslim di dunia," katanya.
Ia pun mengapresiasi keputusan Israel untuk menarik detektor logam dari pintu masuk Masjid al-Aqsha. "Sebuah langkah yang benar, tapi itu tidak cukup," ucap Erdogan.
Dalam kesempatan tersebut, Erdogan kembali menegaskan bahwa menjaga al-Aqsha adalah tugas setiap Muslim. "Ini tugas seluruh dunia Islam, bukan hanya Palestina," ungkapnya.
Erdogan pun mengingatkan Israel agar menghindari tindakan atau kebijakan yang memicu friksi dan perseteruan di Yerusalem. Israel, kata dia, juga harus menghentikan ancaman terhadap orang-orang di sana bila mereka ingin hidup damai.