Jumat 28 Jul 2017 16:58 WIB

Harga Garam di Daerah Ini Naik 150 Persen

Garam (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Garam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Satuan Tugas Mafia Pangan Kota Palangka Raya saat melakukan inspeksi mendadak di sejumlah tempat perbelanjaan di kota setempat, Jumat (28/7), mendapati harga garam dapur mengalami kenaikan hingga 150 persen. "Kita tadi juga lihat ada garam. Harga garam dari hulu sudah naik. Akibatnya di hilir harga sampai saat ini telah naik sampai 150 persen," kata Komandan Satgas Mafia Pangan Kota Palangka Raya, Aratuni D Djaban di sela pantauan.

Dia mengatakan kenaikan harga garam dapur tersebut seperti terpantau dari harga yang semula Rp 2.000, kini mencapai Rp 5.000 per bungkus kecil. Saat pemantauan Satgas Mafia Pangan Palangka Raya juga mendapati hanya ada garam beryodium merek Lumbung Garem, sedangkan garam merek Layar yang juga biasa dikonsumsi masyarakat susah didapat.

Menurut dia, penyebab hilangnya stok garam cap Layar ini karena sentra produksi di Madura terganggu karena adanya perubahan cuaca sehingga produksi ladang-ladang garam di sana terbatas. "Kami melihat kenaikan ini bukan karena adanya ulah oknum nakal tetapi memang terjadi sejak dari hulu sampai ke hilir," kata pria yang juga sebagai Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan "Kota Cantik" Palangka Raya. Pada pemantauan tersebut, anggota Satgas Mafia Pangan yang terlibat seperti selain dari pihak pemerintah kota juga ada pihak Polres Palangka Raya.

Sementara itu, Nurlaila salah seorang pemilik warung yang menjajakan berbagai perlengkapan bumbu dapur mengatakan, kenaikan terjadi sejak beberapa waktu lalu. "Kenaikan harga garam ini terjadi hampir bersamaan dengan adanya pemberitaan naiknya harga garam. Kita juga belum tahu kapan harga garam ini bisa kembali normal," katanya.

Wanita yang berjualan di Jalan Putri Junjung Buih, Palangka Raya ini pun berharap pemerintah segera melakukan antisipasi sehingga harga dan persediaan garam di pasaran kembali normal.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement