Jumat 28 Jul 2017 16:59 WIB

Dianggap Kalah Soal Al-Aqsha, PM Netanyahu 'Digoyang'

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.
Foto: EPA/Jim Hollander
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Keputusan pemerintah Benjamin Netanyahu mencabut perangkat keamanan di kompleks Al-Aqsha mengancam kepemimpinannya sendiri. Pihak oposisi menggunakan kesempatan ini untuk menyerang koalisi berkuasa.

Partai Buruh menyebut sudah saatnya mengganti pemerintahan saat ini. Kepala partai, Avi Gabbay mengatakan publik sudah tahu kepemimpinan Likud tidak baik dan Buruh siap jadi alternatif.
 
Gabay menuduh Netanyahu terus memicu masalah baru. Ia berjanji partainya akan menghentikan 'pelecehan nasional' yang dilakukan Netanyahu pada Israel.
 
"Netanyahu menunjukkan kelemahan pada kita, kita melihat perdana menteri merusak keamanan dan kita yang membayarnya," kata dia dilansir seperti Jerusalem Post, Kamis (27/7).
 
Kolega Gabbay, MK Nachman Shai mencela lebih parah. Ia menyebut apa yang terjadi selama satu pekan terakhir adalah kegagalan kolosal Netanyahu. "Tindakan pemerintah itu membawa kemenangan bagi Palestina yang bahkan tidak menjamin kedamaian di Yerusalem dan wilayah lain," kata Shai.
 
Meski demikian, sejumlah anggota kabinet pemerintah menunjukkan pembelaan. Menteri Konstruksi Yoav Gallan (Kulanu) mengatakan keputusan pemerintah sudah tepat. Menurutnya, alat pendeteksi logam tidak menjamin keamanan.
 
Putusan pengangkatan perangkat disambut sorak sorai pula oleh Direktur Shin Bet, Lembaga Keamanan Israel Nadav Argaman. Namun pemimpin koalisi pemerintah, David Bitan menyebut Argaman adalah pengecut yang hanya ingin pulang dengan aman.
 
 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement