REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta akan melatih teknik memproduksi garam kepada masyarakat pesisir di Kabupaten Bantul, Kulon Progo, dan Gunung Kidul guna mendukung pemenuhan kebutuhan garam di daerah ini.
"Kami berencana melatih masyarakat pesisir khususnya ibu-ibu bagaimana cara memproduksi garam. Untuk suaminya yang nelayan kami dorong tetap fokus melaut," kata Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY Suwarman Partosuwiryo di Yogyakarta, Sabtu (29/7).
Rencana pelatihan itu, kata dia, menyusul keinginan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan HB X agar DIY bisa memproduksi garam sendiri. Keinginan Sultan itu, menurut Suwarman, cukup beralasan karena laut di DIY, khususnya yang ada di pantai Gunung Kidul sebenarnya memiliki kandungan garam yang tinggi. "Air laut di Gunung Kidul memiliki kadar garam yang bagus. Tidak ada muara sungai di sepanjang pantai Gunung Kidul sehingga air lautnya jernih sehingga bagus untuk membuat garam," kata Suwarman.
Menurut dia, sosialisasi dan pelatihan mengenai produksi garam itu akan dilakukan menjelang pembukaan lahan produksi garam. Saat ini, DKP DIY masih dalam tahap mengusulkan skema pengelolaan produksi garam serta sarana prasarana yang dibutuhkan kepada Gubernur DIY. "Kami juga masih akan menanyakan lahan yang akan digunakan karena saat ini DKP DIY tidak memiliki lahan," kata dia.
Menurut dia, meski kondisi air laut memenuhi syarat untuk membuat garam, namun struktur pantai di DIY yang curam menjadi kendala tersendiri, khususnya untuk pengambilan air laut sebagai bahan pembuatan garam. Hal ini berbeda dengan Jawa Tengah atau Madura yang memiliki struktur pantai yang landai sehingga cukup mengandalkan pasang surut air laut. "Makanya untuk mendapatkan air laut, kami akan mengusulkan penggunaan pompa air atau cukup memakai timba ," kata Suwarman.
Pada 2014, menurut dia, DKP DIY, pernah memberikan pelatihan pembuatan garam kepada masyarakat di pesisir pantai selatan DIY yakni di Pantai Trisik Kulon Progo, Pantai Samas dan Depok Bantul, dan Pantai Sadeng dan Sepanjang di Gunung Kidul. "Namun yang masih bertahan sampai sekarang tinggal di Pantai Sepanjang dengan produksi garam rata-rata 40 kilogram (kg)," kata dia.