Ahad 30 Jul 2017 18:51 WIB

Sekjen PBNU: Warga NU Harus Berdaya Secara Ekonomi

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PBNU HA Helmy Faishal Zaini mengatakan, penguatan ekonomi warga menjadi salah satu konsentrasi penting yang terus ditekankan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Maka dari itu, melalui pelbagai programnya, PBNU terus berusaha meningkatkan kualitas kesejateraan dan ekonomi, terutama bagi kaum nahdliyin.

Pria kelahiran Cirebon tersebut juga menegaskan, penguatan ekonomi warga merupakan salah satu amanat muktamar ke-33 NU di Jombang. Sebab, hanya dengan ekonomi yang kuat lah, rantai kemiskinan bisa diputuskan dan kesejahteraan bisa diraih.

"Warga NU harus berdaya secara ekonomi. Dengan ekonomi yang kuat maka rantai kemiskinan akan bisa diputuskan dan kesejahteraan bisa diraih," kata Helmy saat memberikan sambutan di acara pelantikan Musakercab I PCNU Jombang, seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (30/7).

Menyinggung soal aspek pemerataan ekonomi, Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Kabinet Indonesia Bersatu II ini mengatakan bahwa aspek pemerataan ekonomi selama ini masih belum begitu diperhatikan. Program pemerintah terlalu terkonsetrasi pada aspek pertumbuhan.

"Ekonomi boleh tumbuh, dan itu baik. Tapi  pertumbuhan tanpa pemerataan sesungguhnya tidak ada artinya. Makanya PBNU konsen pada salah satu program amanat Muktamar yakni meningkatkan ekonomi warga secara merata. Inilah yang disebut dengan ekonomi berkeadilan," ucap Helmy.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement