REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persija Jakarta telah mengarungi putaran pertama kompetisi Liga 1 2017. Ternyata, masih ada pelanggaran-pelanggaran yang terjadi saat Macan Kemayoran mengarungi kompetisi strata tertinggi sepak bola nasional tersebut, terutama saat pertandingan kandang.
Pelanggaran-pelanggaran tersebut di antaranya ada penonton yang menyalakan laser, masuk ke tengah lapangan saat pertandingan berakhir dan nyanyian atau teriakan yang mengarah pada rasialis.
Terkait hal itu, manajemen Persija memohon agar pelanggaran-pelanggaran tersebut tidak dilakukan lagi. Pasalnya, disadari atau tidak, cepat atau lambat, beragam pelanggaran tersebut akan bisa merugikan Persija.
“Mari kita berusaha lebih baik secara bersama-sama. Jika pelanggaran-pelanggaran seperti itu masih terjadi lagi, kerugian tidak saja pada image klub. Namun juga pada hukuman denda. Pada akhirnya, kita semua yang akan merugi,” kata Direktur Utama PT Persija Jaya Jakarta, Gede Widiade, Senin (31/7).
“Kami mohon kepada rekan-rekan penonton dan The Jakmania tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran seperti itu lagi. Mari kita tunjukkan pada Indonesia dan dunia bahwa kita bisa menjadi suporter panutan bagi yang lainnya.”
Ketua Panitia Pertandingan (panpel) Persija, Arief Perdana Kusuma juga menegaskan imbauan tersebut. Menurut Arief, panpel Persija selama ini telah bekerja keras agar di setiap laga kandang Macan Kemayoran berjalan aman, nyaman, dan tertib.
“Karena itu mari kita bekerja sama untuk membuat semuanya berjalan sesuai keinginan. Jika itu terjadi, kita akan bisa menjadi suporter yang kreatif, santun, dan contoh positif bagi suporter lain,” kata Arief.