Kamis 03 Aug 2017 21:34 WIB

HT Dukung Jokowi, PKB: Wajar Saja dalam Politik

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Karding
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Karding

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai hal wajar atas perubahan sikap politik Ketua Umum Perindo, Hary Tanoesudibjo yang tiba-tiba beralih mendukung Joko Widodo di 2019.

Sekretaris Jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsan (PKB) Abdul Kadir Karding mengatakan dalam politik peralihan sikap itu adalah hal biasa. Walau tidak bisa dipungkiri, kelompok oposisi pasti mengaitkan dukungan Hary Tanoe dengan kasus hukumnya.

"Persepsi publik (dukungan) ini terkait persoalan hukum Hary Tanoe, bisa saja akan berpandangan kesana. Tapi ini politik. itu faktanya, Dan itu wajar saja dalam politik ketika mengalihkan dukungan," ungkap Karding kepada Republika.co.id, Kamis (3/7).

"Yang begini-begini masih dalam dosis wajar berpolitik," ujarnya menambahkan.

PKB sendiri menyambut baik bila Hary Tanoe dan Perindo mengalihkan dukungan ke pemerintah atau Presiden Joko Widodo di 2019. "Bagi PKB semakin banyak teman semakin baik," terangnya.

Apalagi dengan dukungan Hary Tanoe bisa ditopang dengan jaringan medianya. Tentu ia melihat dukungan ini akan semakin memperkuat kerja-kerja pemerintah. Pemerintah bekerja akan lebih stabil dan bisa menjalankan programnya dengan cepat.

"Saya meyakini akan meningkatkan kinerja pemerintah karena solid dan stabil. Medianya tidak lagi mengganggu kinerja pemerintah. Kita senang senang saja," tuturnya.

Walau PKB dan Perindo memiliki perbedaan dalam dukungan. PKB saat ini masih fokus mendukung kinerja pemerintah hingga selesai, belum memutuskan dukungan untuk Pilpres 2019. Sedangkan beberapa partai koalisi lain seperti Golkar, NasDem dan kemungkinan disusul Perindo, menyatakan mendukung Jokowi kembali pada 2019.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement