REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Kekeringan melanda Kota Tanjungpinang, ibu kota Kepulauan Riau sehingga sebagian warga mulai kesulitan mendapatkan air bersih.
"Sudah sekitar dua bulan tidak hujan. Air di sumur kami sudah kering," kata Fero, salah seorang warga Jalan Cempedak Tanjungpinang, Jumat (4/8).
Fero dan keluarganya terpaksa membeli air sejak dua pekan lalu. Terkadang mereka menumpang mandi di rumah kerabatnya yang mendapatkan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kepri. "Kami hanya mengandalkan air sumur, kalau kering terpaksa kami beli air. Kalau tidak ada uang, terpaksa mandi dan cuci pakaian di rumah saudara," ucapnya.
Nasib Friska, ibu beranak empat yang tinggal di Batu 5 hampir sama seperti Fero. Setiap subuh dan sore hari ia dan keluarganya terpaksa numpang mandi dan cuci pakaian di rumah kerabatnya. "Di rumah ada sumur bor, sekarang kering, tidak ada setetes air pun," keluhnya.
Warga Kampung Kolam, Lia, juga mengalami nasib yang sama. Padahal air sumur di rumahnya selama ini tidak pernah kering. "Selama ini kalau tidak hujan, air di sumur tetap ada, tetapi sekarang sudah kering. Kami terpaksa membeli air," katanya.
Banyak warga di Kecamatan Tanjungpinang Timur juga mengeluh karena air sumur di rumahnya kering akibat tidak terjadi hujan sekitar dua bulan lalu.
Sejumlah warga memanfaatkan kondisi cuaca panas ini dengan menggali sumur miliknya, namun mereka tetap kesulitan mendapatkan mata air.
Bahkan warga yang mampu berupaya mendapatkan air bersih dengan membuat sumur bor. Mereka menghabiskan uang hingga Rp 8-10 juta untuk mendapatkan air. "Kami tidak memiliki hutan. Perumahan kami tandus, tidak ada pohon. Ini yang penyebabkan air di sumur tidak bertahan lama," ujarnya.