REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Penyelenggara Asian Paragames (INAPGOC) 2018 menilai gelanggang-gelanggang olahraga di Komplek Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta belum layak untuk atlet-atlet difabel yang akan mengikuti Asian Paragames 2018.
"Persiapan lokasi pertandingan belum maksimal terutama pintu yang tidak memenuhi standard penyandang disabilitas. Begitupula untuk toilet atlet," kata Ketua INAPGOC 2018 Raja Sapta Oktohari selepas mengujungi sejumlah gelanggang olahraga di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (7/8).
Okto mengatakan gelanggang yang belum mempunyai pintu standar untuk atlet-atlet difabel antara lain Stadion Utama GBK, Stadion Gelora Istora, Stadion Akuatik, dan gelanggang bola basket.
INAPGOC, lanjut Okto, telah mencatat kekurangan gelanggang-gelanggang di komplek GBK Senayan untuk atlet-atlet difabel dan melaporkan temuan mereka kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga.
"Kami berharap catatan-catatan kami tentang gelanggang di GBK dapat diteruskan ke semua pemangku kepentingan, terutama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," ujar Ketua Umum Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) itu.
Okto menjelaskan ketiadaan toilet untuk atlet maupun ofisial Asian Paragames 2018 dapat disiasati dengan penggunaan ruang tambahan berupa tenda roder di luar gelanggang pertandingan.
"Kami sebagai panitia penyelenggara ingin memberikan layanan terbaik bagi kaum disabilitas karena Asian Paragames menjadi jendela bagi Indonesia terkait hak-hak difabel," ujarnya.
Sebelumnya, INAPGOC akan meminta komitmen secara tertulis kepada kementerian dan lembaga terkait penyediaan infrastruktur bagi atlet-atlet difabel yang akan berlaga dalam Asian Paragames 2018 di Jakarta.
"Sampai hari ini kami belum mendapatkan kepastian terkait infrastruktur Asian Paragames. Kami akan minta keterangan terulis dari para pemangku kepentingan pada rapat di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Jakarta pada 9 Agustus," ujar Okto.
Okto mengatakan komitmen terkait penyediaan infrastruktur untuk disabilitas baik pada gelanggang olahraga, wisma atlet, serta akses bagi para atlet difabel untuk menuju lokasi pertandingan olahraga akan menjadi bahan dalam pertemuan dengan Komite Paralimpiade Asia (APC) pada Oktober.