Selasa 15 Aug 2017 09:53 WIB

Reaktor Biogas Rumah Terbangun 20 Ribu Unit

Petugas menyalakan lampu biogas yang terhubung dengan instalasi listrik di Taman Teknologi Pertanian (TTP) Geragai, Tanjung Jabung Timur, Jambi, Kamis (19/1).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Petugas menyalakan lampu biogas yang terhubung dengan instalasi listrik di Taman Teknologi Pertanian (TTP) Geragai, Tanjung Jabung Timur, Jambi, Kamis (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Implementasi Program Biogas Rumah (BIRU) di Indonesia mengalami pertumbuhan sejak diinisasi mulai Mei 2009 hingga Agustus 2017. Kini, telah terbangun 20 ribu unit reaktor biogas.

"Hingga Agustus 2017 ada 20.000 unit reaktor biogas yang telah dibangun dan aktif digunakan oleh sekitar 10.474 orang Indonesia," kata Direktur Eksekutif Yayasan Rumah Energi, Lina Moeis di Bogor, Jawa Barat, Senin (14/8).

Ia mengatakan, 20 ribu unit reaktor biogas telah dibangun dan tersebar di 10 provinsi di Indonesia (124 kabupaten, 807 kecamatan). Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah reaktor BIRU terbanyak yakni 7.293 unit. Menyusul Nusa Tenggara Barat dengan 3.505 unit, Jawa Tengah, 2.184 unit, Jawa Barat dan Banten, 1.412 unit, Sulawesi Selatan, 1.390 unit, Bali 978 unit, Lampung 363 unit dan NTT sebanyak 272 reaktor.

"Manfaat dari biogas, antara lain gas untuk memasak dan penerangan, serta bgas (bio-slurry) yang kaya manfaat terutama sebagai pupuk organik," katanya.

Lina menyebutkan, pemenuhan kebutuhan energi bagi masyarakat di Indonesia merupakan tantangan nyata, saat ini 93 persen masyarakat masih bergantung dengan energi fosil, hanya 7 persen dari energi terbarukan. Tahun 2025 target pemanfaatan energi terbarukan mencapai 23 persen, untuk mencapainya diperlukan strategi yang tepat dan kebijakan yang konsisten.

"Masyarakat sipil dapat membantu pemerintah dengan cara menjadi pionir dalam mempromosikan energi terbarukan," katanya.

Ia mengatakan, Biogas adalah salah satu energi terbarukan yang sangat mudah untuk dipelajari dengan manfaatnya sangat besar dan sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia yang agraris. Menurutnya, pertanian terintegrasi yang berkelanjutan berbasis biogas kini telaa banyak membantu para peternak dan penatni dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

"Sekitar 73 persen dari seluruh pengguna BIRU memanfaatkan ampas biogaas secara aktif sebagai pupuk lahan pertanian, campuran kompos, dan dijual," katanya.

Ia menyebutkan, para penggun BIRU mendapatkan manfaat berlipat dari keberadaan biogas dan diharapkan bisa menjadi stimulus untuk mengembangkan sektor biogas sesuai dengan misi Rumah Energi. Program BIRU merupakan inisiatif Hivos dan SNV (Netherland Development Organization) yang dilaksakan oleh Hivos dan Rumah Energi, bekerja sama dengan Kementeriaan Energi dan Sumber Daya Mineral.

Selain itu, program ini memperoleh dukungan dari Pemerintahan Belanda, Kedutaan Besar Norwegia, program Energising Development (EnDev) dan MCAI (Millenium Challenge Account Indonesia) serta para mitra lokal di Indonesia.

"Program BIRU bentuk nyata pembangunan energi terbarukan dengan pendekatan yang berkelanjutan. Untuk menciptakan sektor berbasis pasar yang akan melayani potensi pengguna biogas sekitar lebih 2 juta rumah tangga peternak di Indonesia," kata Lina.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement