Rabu 16 Aug 2017 16:48 WIB

Baznas Jadikan Lebaran Kurban Momentum Pemberdayaan Desa

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Ilham Tirta
Peternak. (Ilustrasi).
Foto: Yusran Uccang/Antara
Peternak. (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Hari Raya Idul Adha 1438 H menjadi momentum penting dalam kebangkitan ekonomi umat, utamanya dalam pemberdayaan peternak di desa. Melalui ibadah kurban, masyarakat dapat berpartisipasi dalam menyejahterakan para peternak di desa-desa.

Direktur Pendistribusian, Pendayagunaan, Renbang dan Diklat Nasional Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Moh. Nasir mengatakan, peternak desa merupakan tulang punggung peternakan Indonesia. Namun, kata Nasir, mereka belum mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Mereka harus bersaing dengan tengkulak atau pemborong ternak di kota-kota.

"Para peternak desa ini harus kita dukung, kita bantu sesuai kemampuan kita. BAZNAS mengajak agar masyarakat di kota untuk melaksanakan “Kurban Berdayakan Desa”, yakni membelanjakan hewan kurban di desa, memotong dan membagikannya kepada warga desa,” ujarnya dalam diskusi Kemerdekaan dan Nasib Peternak Desa di Jakarta, Rabu (16/8).

Dalam Acara tersebut, hadir sebagai pembicara Guru Besar Fakultas Institut Pertanian Bogor sekaligus Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian periode 2015-2016, Pro. Muladno serta Ketua Kelompok Tani Alif, Desa Bringinsari, Kendal Jawa Tengah, Bukhori.

Dengan melakukan kurban di desa, masyarakat telah berkontribusi terhadap perekonomian desa yang berjalan tak secepat di kota. Untuk itu, BAZNAS saat ini tengah mengembangkan peternakan tradisional di berbagai kota melalui Program Zakat Community Development (ZCD) mulai dari Sumatera hingga Papua.

Salah satunya pembinaan Kelompok Ternak Alif di Desa Bringinsari, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Melalui kelompok ini, para peternak desa dikumpulkan, dibantu permodalan dan pendampingan untuk beternak domba dengan kualitas baik.

Ketua kelompok ternak Alif, Bukgori mengatakan, kelompok tersebut mulai berjalan sekitar satu tahun yang lalu. Kini Peternakan Kelompok Alif yang berkapasitas produksi 400 ekor, siap memasok kebutuhan hewan Kurban hingga keluar kota.

Bukhori menilai, nasib peternak di desa-desa masih memprihatinkan. Mereka melakukan produksi masih dengan cara tradisional. Itu disebabkan karena mereka rata-rata hanya menjadikannya peliharaan sambilan.

Bukhori menambahkan, untuk penyediaan pakan dan perawatan lainnya selama pertumbuhan kambing dilakukan dengan segala keterbatasan yang ada. “Peternak hanya mendapat keringat dari menggembala hewan ternaknya karena keuntungan dari penjualan tidak besar. Keluarganya juga belum tentu bisa makan daging setahun sekali,” katanya.

Pemberdayaan kelompok ternak dengan menggunakan dana zakat dari para muzaki BAZNAS ini bercita-cita menembus puncak hilir pemasaran hewan. Dengan membuka akses pemasaran tanpa melewati tengkulak, diharapkan penghidupan peternak menjadi lebih sejahtera.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement