Rabu 16 Aug 2017 17:44 WIB

WHO: 500 Ribu Orang Terjangkit Kolera di Yaman

Rep: Marniati/ Red: Ilham Tirta
Kondisi Yaman. (ilustrasi).
Foto: EPA/Yahya Arhab
Kondisi Yaman. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jumlah kasus epidemi kolera di Yaman telah mencapai 500 ribu orang. Sedikitnya 1.975 orang telah meninggal sejak penyakit yang ditularkan melalui air tersebut mulai menyebar dengan cepat pada akhir April lalu.

Secara keseluruhan, jumlah penderita kolera ini telah menurun sejak Juli, namun dalam per hari lima ribu orang masih terinfeksi. Kondisi kolera di Yaman ini semakin diperparah karena kurangnya obat-obatan. Selain itu, sebanyak 30 ribu petugas kesehatan belum dibayar hampir setahun.

"Petugas kesehatan di Yaman beroperasi dalam kondisi yang tidak memungkinkan," kata direktur umum WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dilansir bbc.com, Selasa (14/8).

Ia menjelaskan, rumah sakit, obat-obatan dan air bersih yang tersedia tidak sesuai dengan jumlah pasien yang terus meningkat. "Dokter dan perawat ini adalah tulang punggung respons kesehatan. Tanpa mereka kita tidak dapat melakukan apa-apa di Yaman, mereka harus dibayar dengan gaji mereka sehingga mereka dapat terus menyelamatkan nyawa," katanya.

Sementara itu, Direktur operasi darurat WHO, Rick Brennan mengatakan, meskipun tren menurun dalam jumlah kasus, namun musim hujan dapat menyebabkan lonjakan pada bulan Agustus dan September. Ia meminta semua pihak yang terlibat dalam konflik Yaman, yang telah menewaskan lebih dari 8.160 orang dan melukai 46.330 sejak Maret 2015, untuk segera menemukan solusi politik.

"Rakyat Yaman tidak tahan lagi, mereka membutuhkan perdamaian untuk membangun kembali kehidupan dan negara mereka," katanya.

Penyakit kolera menyebar karena memburuknya kebersihan dan kondisi sanitasi serta gangguan pasokan air. Lebih dari 14 juta orang terputus dari akses reguler terhadap air bersih dan sanitasi di Yaman, dan pengumpulan limbah telah berhenti di kota-kota besar.

Kolera adalah infeksi diare akut yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholera. Sebagian besar dari mereka yang terinfeksi tidak memiliki gejala ringan, namun pada kasus yang parah, penyakit ini dapat membunuh dalam hitungan jam jika tidak diobati.

Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, lebih dari seperempat penderita kolera telah meninggal dan 41 persen dari mereka yang telah terinfeksi adalah anak-anak. Layanan kesehatan Yaman telah berjuang untuk mengatasi epidemi kolera dengan lebih dari separuh fasilitas medis ditutup karena kerusakan yang dialami selama lebih dari dua tahun konflik antara pasukan pro-pemerintah dan gerakan pemberontak Houthi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement