REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Islam Bandung (Unisba) menargetkan, dua tahun lagi akan memiliki laboratorium halal. Menurut Rektor Unisba, Edi Setiadi, Unisba sebenarnya sudah menyiapkan gedung untuk laboratorium halal tersebut. Namun, persiapan harus disempurnakan dengan konsep, Sumber Daya Manusia (SDM) dan peralatan lainnya.
"Targetnya dalam satu atau dua tahun ini Insya Allah, Unisba sudah memiliki laboratorium halal," ujar Edi kepada wartawan usai Memperingati Milad Fakultas Kedokteran Unisba, Rabu (16/8).
Edi menilai, laboratorium halal ini harus dibuat di Unisba. Karena, sebagai institusi pendidikan Unisba bertanggung jawab dengan banyak produk makanan yang 'meragukan' bagi umat Islam. "Kami ingin mempelopori semua produk aman dengan laboratorium halal itu," katanya.
Menurut Edi, nantinya akan banyak yang bisa dihasilkan dari laboratorium halal. Nantinya, bahkan laboratorium halal bisa kerja sama dengan farmasi. Karena, sama-sama memiliki kemampuan untuk mengelola produk halal.
Edi berharap, laboratorium halal Unisba bisa menjadk pusat studi Islam. Jadi, sebagai lembaga yang ditunjuk memberikan rekomendasi. "Tapi ini memang perlu waktu panjang karena berurusan dengan negara," katanya.
Dekan Fakultas Kedokteran Unisba, Ieva B Akbar, mengatakan, laboratorium halal hingga saat ini masih dalam persiapan. Di antaranya, menyiapkan alat yang harganya cukup mahal.
Namun, konsep laboratorium halal ini memang rencana sudah ada dikonsep oleh universitas dan yayasan. "Aktivitas laboratorium ini, nantinya akan memeriksa semua produk halal," katanya.
Sebenarnya, kata dia, laboratorium halal ini di MUI sudah ada. Tapi, karena kebutuhannya banyak jadi tak terlayani maksimal. Sebagai universitas islam yang mengtahui halal dan haram, Unisba harus bertanggung jawab pada penetapan yang halal dan haram.
"Jadi kami akan bersinergi untuk melaksanakan itu. Tapi memang tak semudah itu karena harus ada perizinan dari para ahli," katanya.
Ieva berharap, laboratorium halal Unisba nantinya bisa memenuhi kebutuhan obat, kosmetik dan makan halal. Karena, laboratorium ini untuk masyarakat umum. "Prosesnya memang tak mudah karena disana ada izin, ahli, dan sarana," katanya.
Menurut Ieva, dengan adanya laboratorium halal, Unisba dapat ikut mengawasi obat-obatan yang halal untuk masyarakat. Karena, selama ini ada obat-obatan yang di campur dengan alkohol. Padahal, semua yang dicampur dengan alkohol itu haram. Begitu juga, dengan bahan-bahan kosmetik harus dijamin kehalalannya.
"Kami ingin menjaga masyarakat gar menggunakan halal. Itu tujuannya kenapa kita harus punya laboratorium halal agar bisa menghilangkan keraguan masyarakat," katanya.