REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Aksi teror yang terjadi di Barcelona pada Kamis (17/8) lalu menelan sedikitnya 100 korban luka. Menurut laporan terbaru, 26 dari korban tersebut adalah warga negara Prancis.
“Ada 26 warga negara Prancis (yang menjadi korban serangan di Barcelona). Sebanyak 11 orang di antaranya mengalami luka serius,” ujar Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, seperti dilansir World Bulletin, Jumat (18/8).
Pemerintah Prancis mengutuk keras aksi teror yang terjadi di Barcelona. Dalam satu pernyataan, Le Drian mengatakan, dia akan melakukan perjalanan ke Barcelona untuk mengunjungi warga Prancis yang menjadi korban dalam insiden tersebut.
Serangan teror di Barcelona terjadi pada Kamis (17/8) sore waktu setempat. Kejadian bermula ketika seorang pria mengendarai mobil van putih dengan kecepatan tinggi ke arah Las Ramblas. Pelaku terlihat mengemudikan kendaraannya untuk menabrak kerumunan banyak orang.
Sebanyak 13 orang dilaporkan tewas dalam insiden itu dan lebih dari 100 orang terluka. Menurut sejumlah saksi mata, banyak korban yang tersungkur ke tanah usai tertabrak van tersebut. Beberapa orang mencoba menyelamatkan diri memasuki pertokoan di sekitar Las Ramblas.
Sekitar delapan jam kemudian, aksi teror susulan terjadi di Cambrils, sebuah kota yang berada sekitar 120 kilometer di selatan Barcelona. Di sana, sebuah mobil Audi A3 menabrak para pejalan kaki, hingga melukai enam warga sipil. Satu di antaranya kini dalam kondisi kritis.
Menurut data yang dihimpun pihak berwenang Spanyol, para korban teror di Barcelona berasal dari 18 negara yang berbeda. Beberapa di antaranya adalah Prancis, Italia, Venezuela, Australia, Irlandia, Peru, Aljazair, dan Cina.