REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar menegaskan, tidak ada penambahan pasukan ke Timika pascaaksi anarkistis yang dilakukan oleh ribuan karyawan mogok pada Sabtu siang hingga malam ini. "Dengan anggota Polri dan TNI yang ada sudah cukup. Ada Polres, Brimob, Brigif, Kodim, Lanal, Lanud semuanya akan me- back up kepolisian," kata Boy Rafli, Sabtu (19/8).
Guna mengamankan unjuk rasa disertai tindakan anarkistis karyawan mogok di Timika, Sabtu, Polri dan TNI di wilayah itu mengerahkan personel sebanyak empat kompi. Kapolda menegaskan aparat terus meningkatkan pengamanan di objek-objek vital PT Freeport Indonesia di wilayah dataran rendah Mimika seperti perkantoran dan perumahan staf Freeport di Kuala Kencana, kawasan Pelabuhan Amamapare, Bandara Mozes Kilangin dan tempat-tempat strategis lainnya.
"Yang mereka ganggu itu di jalan, terminal dan karyawan seperti di PT Petrosea yang ada aktivitas terkait dengan Freeport," jelas Boy.
Mantan Kadiv Humas Polri itu menilai aksi anarkistis yang dilakukan oleh karyawan mogok di Timika sejak Sabtu siang sekadar untuk mendapatkan perhatian dari berbagai pihak terkait persoalan yang mereka hadapi selama ini. Namun, dengan cara-cara yang keliru, melawan hukum dan tidak bertanggung jawab.
"Mungkin mereka ingin mendapatkan kesempatan. Padahal mereka bisa menempuh jalur hukum. Solusi penyelesaian masalah melalui jalur hukum sudah ditawarkan yaitu melalui penyelesaian hubungan industrial. Tapi mereka tidak mau menggunakan itu, malah melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya kriminal," ujar Boy Rafli.
Ia tidak menampik adanya aktor yang menggerakkan ribuan karyawan mogok melakukan penyerangan fasilitas milik PT Freeport di sekitar Check Point 28 dan kemudian berlanjut ke Terminal Bus Gorong-gorong dan perkantoran PT Petrosea. "Kalau seperti ini pasti ada aktornya. Orangnya itu-itu saja. Tidak begitu sulit mengidentifikasi mereka yang selama ini unjuk rasanya kita fasilitasi, aspirasinya juga kita fasilitasi ke DPRP, melalui pertemuan-pertemuan tripartit. Yang terjadi sekarang adalah pemaksaan kehendak yang berujung pada hal-hal di luar batas," kata Boy Rafli.
Kapolda mengimbau karyawan mogok agar tidak mengulangi perbuatan serupa. Aparat Polri dibantu TNI juga terus memantau pergerakkan kelompok karyawan mogok tersebut.
Aparat masih menginventarisasi kerugian material yang ditimbulkan akibat tindakan anarkis massa karyawan mogok di Timika pada Sabtu siang hingga malam ini.
Pada Sabtu malam, Kapolda Papua Boy Rafli Amar meninjau perkantoran PT Petrosea di Jalan Cenderawasih Timika yang dirusak oleh massa karyawan mogok.
Berdasarkan laporan manajemen PT Petrosea, aksi penyerangan ke kantor mereka dilakukan secara tiba-tiba saat karyawan sedang beristirahat pada Sabtu malam. "Mereka datang tiba-tiba lewat pintu depan dan dari arah belakang lalu melempar kantor, memecahkan kaca-kaca jendela, memecahkan kaca belasan mobil operasional dan bus, bahkan pos satpam sempat dibakar tapi api segera dipadamkan," tutur seorang perwakilan manajemen PT Petrosea.