REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Tarjih dan Tajdid, Yunahar Ilyas, memastikan pihaknya akan menghadiri sidang isbat untuk menetapkan awal Dzulhijjah yang bakal di gelar Kementerian Agama pada Selasa (22/8) besok. Walaupun, kata dia, PP Muhammadiyah sendiri sudah mengumumkan penentuan awal Dzulhijah 1438 Hijriah berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal.
PP Muhammadiyah telah menetapkan bahwa untuk 1 Dzulhijah 1438 H jatuh pada Rabu (23/8), kemudian hari Arafah 9 Dzulhijah 1438 H jatuh pada Kamis (31/8), dan Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijah 1438 H bertepatan dengan Jumat, (1/9).
"Sudah kita tetapkan barengan dulu terkait waktu awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha. Nanti Idul Adha-nya jatuh pada hari Jumat 1 September," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (21/8).
Menurut Yunahar, meskipun seandainya sudah ada perbedaan dengan pemerintah atau ormas Islam lainnya, Muhammadiyah akan tetap hadir untuk menghormati perbedaan tersebut. "Insya Allah besok saya hadir langsung. Kita tetap hadir jadi penonton, kita untuk kebersamaan aja. Tapi insya Allah besok Idul Adha-nya bersama karena sudah tinggi kok 2,7 derajat. Insya Allah nggak ada masalah," ujarnya.
Dia mengatakan, Muhammadiyah hanya mengkhawatirkan jika terjadi perbedaan dengan Arab Saudi. Namun, menurut dia, dengan Saudi pun tahun ini juga tidak akan ada perbedaan. "Kalau sudah di atas 2 derajat Insya Allah tidak akan beda. Saat ini cukup tinggi. Jadi kemungkinan bedanya juga kecil sekali," kata dia.
Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah, Amin, mengatakan bahwa sidang isbat akan digelar di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin Jakarta pada Selasa (22/8) setelah Maghrib. Pihaknya akan mengundang seluruh ormas dalam agenda tahunan tersebut. "Semua ormas kita undang. Insya Allah mereka semua hadir. Selama ini pihak seluruh ormas sudah pada rajin, nggak ada lagi perbedaan. Pokoknya tidak ada lagi sekat-sekat," ujar Amin.