Rabu 23 Aug 2017 19:03 WIB

Polresta Padang Fasilitasi Aduan Korban First Travel

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Hazliansyah
Sejumlah jamaah korban dugaan penipuan perjalan umrah First Travel mendatangi posko pengaduan korban PT First Travel di Kantor Bareskrim Polri Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/8).
Foto: Mahmud Muhyidin
Sejumlah jamaah korban dugaan penipuan perjalan umrah First Travel mendatangi posko pengaduan korban PT First Travel di Kantor Bareskrim Polri Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Jamaah korban iming-iming umrah murah oleh First Travel yang berada di Padang, Sumatra Barat diminta segera melapor ke kepolisian.

Kapolresta Padang Kombes Chairul Aziz mengungkapkan, pihaknya siap untuk menerima dan menampung seluruh aduan korban untuk kemudian diserahkan kepada Mabes Polri. Hal ini lantaran layanan pengaduan atau crisis center First Travel dipusatkna di Mabes Polri.

"Tolong infokan ke masyarakat untuk lapor ke Polresta (Padang). Nanti kami limpahkan ke Mabes (Polri) untuk ditindaklanjuti," ujar Chairul, Rabu (23/8).

Kisruh pengelolaan First Travel juga dirasakan oleh ribuan jamaah yang menjadi korban iming-iming paket promo ibadah umrah. Di beberapa kota di Sumatra Barat, terutama Padang, Solok, Bukittinggi, Tanah Datar, Pasaman, dan Dharmasraya, jumlah jamaah yang belum diberangkatkan oleh First Travel ditaksir di atas 500 orang.

Amna, salah seorang koordinator mengatakan ada sekitar 500 jamaah yang tersebar di Sumatra Barat. Dari jumlah tersebut, lebih dari 300 jamaah belum bisa diberangkatkan hingga kini.

Menurutnya, kisruh penjadwalan umrah mulai terjadi di awal tahun 2017. Sejak Januari lalu, penjadwalan ulang atas keberangkatan umrah jamaah yang ia koordinir mulai terjadi. Puncaknya terjadi sejak April 2017 saat penundaan keberangkatan belum bisa terealisasi hingga kini.

Amna menyebutkan, terdapat sekitar 11 agen resmi First Travel di Sumatra Barat. Artinya, jumlah korban paket promo yang belum bisa berangkat umrah ditaksir sekitar 600-an orang.  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement