REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) mengadakan pertemuan bilateral dengan delapan negara untuk membahas pengamanan laut antarnegara. Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan pertemuan ini diadakan di sela kegiatan International Maritime Security Symposium atau IMSS-3 di Nusa Dua, Bali.
"Nantinya akan ada pertemuan bilateral dengan delapan negara. Kami sudah berbicara dengan empat negara, yaitu Australia, Vietnam, Bangladesh, dan Timor Leste," katanya dijumpai di Nusa Dua, Kamis (24/8).
Ade mengatakan pengguna laut yang melewati perairan Indonesia jumlahnya mencapai 200 negara. Ancaman laut di Indonesia sangat banyak disebabkan wilayah laut Indonesia luas juga kompleks.
"Kami akan fokus tiga bahasan, yaitu kerja sama tukar menukar informasi dengan Angkatan Laut negara lain, unsur patroli yang seimbang, dan sinergi dengan kementerian serta instansi terkait, seperti Polri, Badan Keamanan Laut (Bakamla), dan Kementerian Kelautan dan Perikanan," kata Ade.
Simposium ini lebih lanjut bertujuan menciptakan tata tertib di laut bagi seluruh pengguna. Ade mencontohkan kesepakatan freedom of navigation di Laut Cina Selatan atau Laut Natuna Utara yang masuk perairan Indonesia.
"Laut punya hukum sendiri yang implementasinya berbeda. Jangan sampai kita (negara-negara anggota) berbeda pendapat dari persoalan sama," katanya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jenderal TNI Wiranto menambahkan kejahatan lewa laut adalah kejahatan lintas negara. Sebuah negara tidak mungkin bisa mengamankan lautannya sendiri, seperti dalam kasus melakukan pengejaran pelaku kejahatan di laut teritorial yang sudah melewati batas perairan suatu negara.
"Joint agreement saya kira bisa membantu negara kita mengatasi kejahatan-kejahatan lewat laut, seperti pencurian ikan, pencurian kayu, perdagangan manusia, narkoba, teroris, hingga penyanderaan," katanya.
IMSS-3 juga menyasar peningkatan business appointment antara pelaku industri dalam negeri dengan instansi kemaritiman. Ini dapat membuka peluang kerja sama antar pelaku industri itu sendiri.
Pelaku industri pertahanan maupun kemaritiman Indonesia ikut mengisi acara, seperti PT PAL perwakilan BUMN, dan PT Indoguardika Cipta Kreasi dari perwakilan perusahaan swasta nasional. Ini tentunya menjadi ajang promosi dan penjualan bagi pelaku industri.