Kamis 24 Aug 2017 14:41 WIB

Program Dana Desa Jadi Perhatian Global

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Indonesia berbagi pengalaman tentang pembangunan desa dengan sejumlah negara di kawasan Asia Pasifik melalui kegiatan Village Development Forum. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang didukung oleh Pemerintah Australia dalam meningkatkan pembangunan desa.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sanjojo mengatakan, Program Dana Desa yang telah dijalankan oleh Pemerintah Indonesia menjadi sorotan dunia. Sebab program ini merupakan yang pertama kalinya dalam skala global.

"Banyak negara yang memperhatikan dan juga ada beberapa negara yang menerapkan dalam skala kecil dan berhasil, seperti di Malaysia dan Korea Selatan," ujar Eko yang ditemui di Istana Wakil Presiden, Kamis (24/8).

Eko menjelaskan, melalui kegiatan Village Development Forum diharapkan ada pertukaran pengalaman sehingga bisa menyempurnakan Program Dana Desa. Selain itu, forum tersebut juga dapat menjadi sarana bagi negara-negara lain yang ingin belajar mengenai keberhasilan dari Program Dana Desa.

Sejauh ini Pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan Pemerintah Australia melalui program Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (Kompam). Kerja sama tersebut mencakup pelatihan dan membantu aplikasi digital untuk mempermudah pengawasan dana desa.

Eko menjelaskan, sampai 18 Agustus 2017 Dana Desa yang tersalurkan sudah mencapai Rp 35,98 triliun. Persentase yang tersalurkan dari rekening pemerintah pusat ke rekening pemerintah daerah sebesar 99,97 persen, dan sebesar 87,48 persen disalurkan dari rekening pemerintah daerah ke desa.

Minister Counsellor Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia Fleur Davies mengatakan, kerja sama dengan Pemerintah Indonesia melalui Kompak merupakan upaya penguatan layanan dasar dan pembangunan desa. Selain itu, kerja sama program ini membantu Indonesia dalam meningkatkan efektifitas transfer fiskal ke daerah, serta mengenalkan pendekatan inovatif dalam mendekatkan layanan publik ke masyarakat.

"Kami bertekad bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk memastikan dana desa digunakan untuk meningkatkan pembangunan di tingkat desa, dan memastikan semua lebih baik dan lancar," ujar Davies.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement