Senin 28 Aug 2017 13:11 WIB

PLN Siap Pasang SPLU Guna Dukung Pariwisata NTB

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Winda Destiana Putri
Wisata Lombok
Foto: Google
Wisata Lombok

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- PLN Wilayah NTB mendukung keseriusan Pemerintah Provinsi NTB untuk membangun kawasan-kawasan wisata dengan konsep ramah lingkungan. Kawasan seperti Mandalika, Samota, Tiga Gili, dan Sekotong direncanakan akan menggunakan konsep pembangunan hijau, termasuk pengembangan transportasi ramah lingkungan di Mataram.

Guna mendukung konsep wisata ramah lingkungan di NTB, PLN akan menyiapkan Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) di beberapa titik. "Kawasan Tiga Gili bisa menjadi awal. Di sana kan tidak boleh ada kendaraan berbahan bakar minyak, banyak yang menggunakan motor listrik, selanjutnya KEK Mandalika juga bisa," ujar Manajer Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN Wilayah NTB Andy Adchaminoerdin di Mataram, NTB, Senin (28/8).

Andy mengaku akan berkoordinasi lebih lanjut dengan pemerintah untuk lokasi dan izin pemasangannya. "Intinya kami siap mendukung rencana Pemerintah Provinsi NTB," kata Andy.

Di Provinsi NTB sendiri, lanjut Andy, SPLU telah terpasang di Taman Sangkareang dan Taman Udayana, Kota Mataram, sejak Oktober 2016. Wakil Gubernur NTB, Muhammad Amin yang saat itu meresmikan SPLU, mengapresiasi keberadaan SPLU karena memudahkan masyarakat, khususnya pedagang kecil dalam memenuhi kebutuhan listriknya.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka mengatakan, perkembangan kendaraan listrik, baik sepeda, motor, maupun mobil listrik, semakin diterima di Indonesia saat munculnya dukungan dari pemerintah. Jauh sebelum itu, PLN telah melihat tantangan ini dan mendukung perkembangan teknologi ramah lingkungan ini dengan menyediakan infrastruktur yang diperlukan, salah satunya berupa Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU).

Saat ini PLN sudah menyediakan sedikitnya 875 SPLU yang tersebar di sejumlah lokasi di Indonesia. SPLU yang dikembangkan PLN sejak 2015 ini, antara lain dapat dijumpai di Jakarta, Bandung, Bangka Belitung, Riau dan Kepulauan Riau, Muara Bungo, Bengkulu, Lampung, Manado, Gorontalo, Palu, Kotamobagu, Yogyakarta, Bali, Makassar, Mataram dan masih banyak lagi.

SPLU di Jakarta sendiri, sejak diluncurkan pada 4 Agustus 2016 sampai dengan akhir Juli 2017 telah terpasang di 542 titik. Keberadaan SPLU akan terus bertambah seiring dengan kebutuhan konsumen, termasuk kebutuhan pengisian energi kendaraan listrik di tempat umum.

Tahun ini ditargetkan sudah ada 1.000 unit SPLU khusus di Jakarta. Lokasi SPLU-SPLU ini dapat ditemukan melalui aplikasi Google Maps dengan kata kunci SPLU PLN. Made mengatakan, sudah dipersiapkan sejak lama untuk menjawab tantangan di masa depan. Saat ini kendaraan listrik sudah banyak bermunculan. Ini tak hanya hemat energi, tapi juga ramah lingkungan. Untuk mengimbangi perkembangan teknologi ini, PLN sudah menyiapkan SPLU dari jauh-jauh hari.

"Kami yakin bisa memenuhi ketersediaan SPLU dengan kualitas maksimal, apalagi daya pasok energi listrik juga banyak dipasok dari pembangkit baru yang berasal dari program 35 ribu MW," kata Made dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.

Made menambahkan, inovasi PLN sebagai infrastruktur pengisian kendaraan listrik ini pada awalnya dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat di tempat umum, seperti untuk para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) atau pedagang kaki lima (PKL).

Seiring dengan berkembangnya teknologi, SPLU pun dapat digunakan untuk mengisi ulang energi kendaraan listrik. SPLU Beji Lintar mengadopsi sistem prabayar. Untuk menggunakannya, masyarakat perlu mengisi pulsa (stroom) kWh meter dengan membeli token listrik melalui Payment Point Online Bank (PPOB), ATM, minimarket, dan lain-lain dengan menyebutkan ID Pelanggan atau nomor kWh Meter yang tercantum di SPLU yang akan digunakan.

SPLU sendiri terbagi menjadi dua tipe, yaitu tipe hook yang dapat ditemui di tiang-tiang milik PLN, dan tipe standing yang menjadi suatu bangunan tersendiri. SPLU tipe hook terdiri dari 2 kWh Meter dan setiap meter memiliki daya 5.500 VA sedangkan SPLU tipe standing terdiri dari 4 kWh Meter. Daya dari masing-masing kWh Meter tersebut juga bisa ditingkatkan menjadi 11.000 VA.

Dengan kapasitas daya tersebut, SPLU mampu menyuplai listrik untuk charging kendaraan listrik yang memiliki daya bervariasi antara kisaran 500 –2.500 Watt. Masyarakat dapat meminta kepada PLN untuk memasangkan SPLU di lokasi yang diinginkan agar kebutuhan energi listriknya dapat terpenuhi, termasuk sebagai charging station kendaraan listrik yang akan lebih pas bila diletakkan di tempat parkir.

Selain SPLU, PLN juga mulai menggunakan kendaraan listrik, seperti motor listrik, untuk petugas ULC (Unit Layanan Cepat). Motor listrik merupakaan kendaraan masa depan yang efisien dan ramah lingkungan. Kendaraan ini baru digunakan PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya). Selanjutnya, diharapkan dapat diterapkan di Unit-unit pelayanan PLN lainnya karena sangat ramah lingkungan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement