Senin 28 Aug 2017 19:10 WIB

Produsen Ikan Asin Gunakan Ikan Air Tawar

Red: Andi Nur Aminah
Berbagai jenis ikan air tawar diperjualbelikan di tempat ini
Foto: Maspril Aries/Republika
Berbagai jenis ikan air tawar diperjualbelikan di tempat ini

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Produsen ikan asin di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, terpaksa menggunakan ikan air tawar untuk memproduksi ikan asin karena minimnya tangkapan ikan laut dari nelayan di wilayah setempat. "Angin kencang yang terjadi di wilayah perairan utara Kabupaten Probolinggo menyebabkan tangkapan ikan laut sedikit, sehingga hal itu berdampak pada industri ikan asin," kata Ahmadi, salah satu produsen ikan asin di Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Senin (28/8).

Menurutnya banyak nelayan dengan perahu kecil kesulitan melaut karena angin laut cukup kencang, sehingga tangkapan ikan laut sedikit. Bahkan terkadang nelayan tidak mendapatkan ikan sama sekali. "Kondisi tersebut membuat produsen ikan kesulitan mendapatkan bahan baku dan harga jual ikan yang didapatkan nelayan tersebut juga mahal, namun di sisi lain produksi ikan asin harus tetap berjalan," tuturnya.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya menggunakan ikan air tawar untuk produksi ikan asin dalam menghadapi kelangkaan bahan baku ikan asin pada musim paceklik di Kabupaten Probolinggo. "Biasanya ikan air tawar jenis ikan mujair yang dipakai sebagai ikan asin ketika ikan air laut susah didapatkan karena harganya lebih murah dan cukup diminati oleh masyarakat," katanya.

Ahmadi membeli ikan mujair Rp 5.000 per kilogram dan diolah menjadi ikan asin dengan pengeringan selama satu hingga dua hari. Kemudian menjual ikan asin kering tersebut seharga Rp 40 ribu per kilogram di pasaran. "Kalau menggunakan ikan laut, kemungkinan harga jual ikan asin akan lebih tinggi karena harga ikan laut mahal akibat paceklik. Biasanya ikan asin dari ikan laut di jual seharga Rp 50 ribu hingga Rp 65 ribu per kilogram," ujarnya.