Senin 28 Aug 2017 21:25 WIB

PT Garam Berencana Ekspansi Lahan di NTT-NTB

Garam milik PT Garam (persero)
Foto: Antara/Zabur Karuru
Garam milik PT Garam (persero)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Garam (Persero) berencana ekspansi atau melakukan penggarapan lahan garam baru di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) seluas 10 ribu hektare, guna mewujudkan tercapainya kedaulatan garam nasional. Direktur Utama PT Garam, Dolly Parlagutan Pulungan dalam keterangan persnya di Surabaya, Senin mengatakan, penggarapan ladang garam baru semi mekanik di NTT diperkirakan sampai dengan 2020.

Ia mengatakan, kualitas garam di NTT setara dengan garam impor, atau memiliki kadar NaCl minimal 97 persen. Diharapkan dapat meminimalkan impor garam serta ditargetkan menyumbang produksi garam nasional sebesar sekitar 1 juta ton.

Dia mengatakan, sampai saat ini PT Garam baru memproduksi sekitar 350 ribu sampai 400 ribu ton dari luas lahan 5.340 hektare yang ada di Pulau Madura.  Garam itu pun masih bersifat community base (padat karya) dengan kualitas masih di atas rerata garam rakyat.

"Oleh karena itu, kami sebagai satu-satunya BUMN yang bergerak di bidang pergaraman mempunyai tugas yang sangat penting mewujudkan program Nawa Cita pemerintahan Presiden Jokowi-JK untuk mewujudkan tercapainya kedaulatan garam nasional," katanya.

Dolly mengatakan, untuk mewujudkan hal itu harus ada koordinasi secara intens antara pemegang kebijakan yang ikut berperan aktif dalam pengembangan pergaraman nasional di antaranya pemerintah, PT Garam dan petani garam rakyat.

Selain itu, kata dia, PT Garam juga akan membangun pabrik pengolahan garam dengan menggunakan dana dari Penyertaan Modal Negara (PMN) di Camplong, Sampang, Madura dengan kapasitas terpasang sekitar 63 ribu ton/tahun. Ditambah revitalisasi pabrik pengolahan garam di Segoromadu, Kabupaten Gresik dengan kapasitas terpasang sekitar 12 ribu ton/tahun.

Dolly mengaku, juga akan membangun Pabrik Garam Industri yang terintegrasi dari hulu sampai hilir di NTT dengan kualitas tinggi, dan kapasitas produksi terpasang sekitar 200 ribu ton/tahun. "Kami juga akan melakukan pilot project proses kristalisasi menggunakan sistem prisma atau tunel memanjang menggunakan penutup plastik di area meja kristalisasi sehingga tidak terpengaruh hujan dengan syarat Supply Air Tua (air laut siap menjadi garam) tersedia sehingga diharapkan bisa produksi garam sepanjang tahun," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement