REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sampai hari ini, Yunani tercatat sebagai satu-satunya negara Eropa yang tidak memiliki masjid di ibu kotanya. Namun, kaum Muslim di negeri itu kini bisa bernapas sedikit lega.
Setelah melalui penantian yang panjang, pada pertengahan bulan lalu, Parlemen Yunani akhirnya meluluskan amendemen hukum yang memungkinkan pembangunan masjid di ibu kota Athena.
Beberapa tahun belakangan, impian kaum Muslim Yunani untuk mendirikan sebuah masjid di Athena kandas lantaran selalu diganjal oleh kelompok politik garis keras di negara itu. Bahkan, suara ketidaksetujuan juga muncul di kalangan pemerintah, salah satunya datang dari Menteri Pertahanan Yunani Panis Kammenos. Selama ini, politikus sayap kanan itu memang terkenal gigih menentang ide pembangunan masjid di Athena.
Akibat dari penolakan tersebut, umat Islam di Athena harus memutar akal mencari tempat alternatif untuk melaksanakan shalat berjamaah. Seperti pada Idul Adha tahun lalu, misalnya, sekitar 250 Muslim Yunani terpaksa menggelar shalat Id di dalam garasi mobil yang terdapat di salah satu ruang bawah tanah di Athena.
“Kami terpaksa menyelenggarakan shalat Id di garasi. Bukan karena kurangnya dana untuk membangun masjid, tetapi karena pemerintah memang tidak memberi izin kepada kami untuk mendirikan masjid di area terbuka di kota ini,” ujar Presiden Asosiasi Muslim Yunani Naim El Ghandour kepada MintPress News.
Upaya untuk mendirikan sebuah masjid resmi pertama di Athena sebenarnya sudah dicetuskan sejak beberapa dekade lalu. Bahkan sepanjang 2000-2011, Parlemen Yunani sudah beberapa kali memberikan persetujuan atas gagasan tersebut. Namun, rencana pembangunan masjid di Athena selalu gagal setelah menuai protes dari berbagai kelompok, terutama kaum gereja ortodoks.
Hari ini, Kristen Ortodoks memang menjadi agama mayoritas di Yunani. Jumlah pemeluknya mencapai 97 persen dari total penduduk negara itu. Dengan corak agama yang cenderung homogen tersebut, sebagian kalangan Kristen Ortodoks di Athena tampaknya belum siap untuk menerima perbedaan. Hal itu diakui oleh Anne Samrou, salah seorang wanita asli Yunani yang memutuskan menjadi mualaf sejak 16 tahun lalu.
Samrou berpikir, Athena adalah sebuah kota multikultural yang menjunjung tinggi hak-hak sipil. Namun, ia harus kecewa setelah mendapati kenyataan bahwa setiap orang yang memiliki latar belakang berbeda diperlakukan dengan buruk di kota ini. “Termasuk juga kaum Muslim,” tutur Samrou.
Pada masa lalu, Pemerintah Dinasti Ottoman sebenarnya pernah membangun sejumlah masjid di Athena. Namun, saat ini semua bangunan ibadah itu telah berubah menjadi museum.