REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maryam binti Imran. Dalam bahasa Aram-Yahudi dikenal dengan sebutan Maria. Dalam tradisi Kristen, terutama Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks, mereka memiliki bidang teologi khusus yang berhubungan dengan ibunda dari Yesus dalam teologi mereka.
Istilah yang digunakan adalah Mariologi. Gereja Ortodoks, Katolik Roma, dan Anglikan merayakan pesta kelahiran Maria pada 8 September. Gereja Ortodoks dan Katolik Roma juga mempunyai banyak hari perayaan lainnya untuk menghormati Maria.
Sedangkan, menurut Islam, Maryam didaulat termasuk empat dari perempuan yang agung, yaitu Asiyah istri Firaun, Khadijah istri Nabi Muhammad SAW, dan Fatimah binti Muhammad SAW. Bukti dari kedudukan mulia dan posisi terhormat itu, ia menjadi satu-satunya perempuan, yang namanya disebutkan secara jelas oleh Alquran.
Namanya diabadikan sebagai surah Alquran, yaitu surah ke-19, Maryam dan penyebutan nama ini diulang-ulang sebanyak 34 kali. Berikut ini jejak-jejak Maryam yang bisa ditelurusi hingga kini di Yerusalem:
Tempat Lahir
Ini adalah bangunan Gereja St Anne. Gereja Katolik Roma yang berlokasi di Gerbang Lions, di Kota Tua Yerusalem ini, menurut sumber-sumber Kristen, dibangun di atas tempat Maryam dilahirkan. Penamaan gereja diambil dari nama ibunda Maryam, yaitu Hannah (Anne), yang konon tinggal di sini.
Menurut sumber Islam, Maryam adalah anak dambaan dari kedua orang tuanya, yaitu Imran dan Hannah. Keduanya belum juga dikarunia momongan hingga bertahun-tahun. Hannah pun berdoa dengan penuh ketulusan kepada Allah SWT agar segera dianugerahi anak dan melindungi buah hatinya itu kelak dari sentuhan setan.
Makam
Menurut tradisi Kristen, makam yang terletak di Basilika Dormitio di Bukit Zion, tidak jauh dari Senakel (ruangan Perjamuan Terakhir), ini diyakini sebagai peristirahatan terakhir Maryam. Pada masa Kaisar Kaisar Mauritius (582-602), di atas makam itu didirikan sebuah gereja lagi sehingga makam semula menjadi kapel bawah tersendiri.
Bagian atas dari makam ini, lokasi dibangunnya gereja, pernah hancur akibat serangan Salahuddin al-Ayubi pada 1187, tetapi bagian bawah masih tersisa karena penghormatannya terhadap Maryam. Setelah penaklukkan, ia membangun mihrab di dinding barat selatan samping makam yang mengarah ke Makkah. Tempat ini dijadikan lokasi ibadah oleh umat Kristiani hingga saat ini, terutama tiga kali setahun.
Sumur 'Perawan Suci'
Lokasi sumur yang berlokasi di Lembah Maria, timur Kota Yerusalem, ini dalam Taurat disebut dengan Jaihun. Airnya sangat jernih dan darinya bersumberlah Sumur Salwan.
Airnya terkenal mujarab disandingkan dengan zamzam. 'Ain Salwan bagi Tentara Salib dianggap vital selama pendudukan, 1099-1187 M. Mereka meyakini, di sinilah Bunda Maria (Siti Maryam) mencuci baju Nabi Isa AS. Di tempat ini pula Isa mengobati pasiennya dari kebutaan.