Jumat 01 Sep 2017 09:24 WIB

Kurban Sia-Sia Jika tak Laksanakan Syariat Kurban

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Hewan kurban.
Foto: Antara
Hewan kurban.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ribuan umat Muslim Kota Denpasar melaksanakan Shalat Idul Adha di Masjid Agung Denpasar. Pendiri sekaligus Direktur Pondok Pesantren Bali Bina Insani, Ketut Imaduddin Jamal bertindak sebagai khatib dalam pelaksanaan ibadah pagi ini (1/9).

Dalam ceramahnya, Ketut mengatakan jalan kebenaran hanya bisa ditempuh dengan iman dan takwa. Manusia menjalankan segala perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya.

Iman dan takwa dalam diri manusia, kata Ketut bukan sesuatu mutlak yang berarti bisa pasang surut. Manusia perlu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaannya, sebab dengan iman hidup pasti aman dan nyaman.

Ustaz lulusan Pondok Pesantren Nahdlatul WathonSeloong, Lombok Timur pada 1968 ini mengatakan Idul Adha mengembalikan umat Muslim ke sejarah Nabi Ibrahim dan keluarganya dalam memperjuangkan tauhid kepada Allah. Manusia diperintahkan meneladani dan mengikuti jejak Nabi Ibrahim.

"Bagaimana pun ringannya perintah agama bagi kita sekarang dibanding perjuangan Nabi Ibrahim, jika kadar keimanan tipis, maka perintah yang ringan itu tetap terasa berat," kata Ketut.

Manusia bisa mengeluarkan jutaan rupiah untuk hiburan atau membeli kendaraan. Mereka hanya memikirkan kehidupan sesaat, bukan kehidupan setelah mati. Manusia rakus akan kemewahan dunia dan takut akan kematian, layaknya falsafah hidup kaum kafir Quraisy. Penyakit ini menular pada manusia zaman sekarang yang kadar iman dan takwanya tipis dan tidak terpelihara.

"Penyakit ini menjadi virus di dunia. Meski kita berkurban, namun enggan melaksanakan syariat kurban maka kurbannya sia-sia," kata Ketut.

Ada lebih dari 25 lokasi berupa masjid, lapangan umum, dan tempat terbuka lainnya sebagai tempat pelaksanaan Shalat Idul Adha di Denpasar. Lokasi-lokasi tersebut, antara lain Masjid Agung Sudirman, Masjid Agung Baiturrahman, Masjid Muhammad, Lapangan GOR Ngurah Rai, Lapangan Niti Mandala Renon, Lapangan Niti Praja Lumintang Denpasar, Kompleks Perguruan Muhammadiyah Denpasar, dan Lapangan Perumnas Monang-Maning Denpasar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement