REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD — Pelaku serangan bom bunuh diri yang melakukan penyamaran telah menewaskan tujuh orang dan melukai 13 lainnya, pada Sabtu (12/9). Serangan dilakukan di pembangkit listrik Al-Jalesiyya di kota Samarra, Provinsi Saladin, Irak Utara.
Jenderal Qassem al-Tamimi, kepala unit polisi yang bertugas melindungi instalasi, mengatakan ada tiga penyerang mengenakan seragam militer. Menurutnya, mereka dipersenjatai dengan granat dan memasuki pembangkit listrik tersebut.
Seorang petugas polisi, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan kepada kantor berita AFP, salah satu pelaku bom bunuh diri meledakkan sabuk peledak yang dikenakannya. Sementara dua lainnya ditembak mati oleh pasukan keamanan yang bergegas ke lokasi kejadian.
"Saya sedang berjaga di shift malam dan tiba-tiba mendengar tembakan dan ledakan. Beberapa menit kemudian saya melihat satu penyerang mengenakan seragam militer dan melemparkan granat melalui jendela," kata Raied Khalid, seorang pekerja yang terluka oleh pecahan kaca, dikutip Aljazirah.
Polisi dan sumber medis di sebuah rumah sakit terdekat mengatakan ketujuh korban tewas terdiri dari empat polisi dan tiga pekerja. ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Serangan bunuh diri ini terjadi di tengah persiapan tentara Irak untuk melakukan operasi militer baru. Operasi bertujuan untuk merebut kembali distrik Kirkdu Al-Hawija dan distrik Sharqat Saladin, yang keduanya masih dikuasai oleh ISIS.