REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membentuk pusat krisis sebagai langkah nyata kepedulian terhadap tragedi kemanusiaan yang menimpa kaum Rohingya di Myanmar. Hal ini dikatakan Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman dalam rilis, Senin (4/9).
"Untuk memastikan langkah-langkah tersebut dapat berjalan secara efektif dan berkesinambungan maka DPP PKS membentuk 'crisis centre' khusus untuk masalah Rohingya," kata Sohibul.
Menurut Mohamad Sohibul Iman, pusat krisis tersebut adalah dalam rangka mencegah informasi palsu atau hoaks tentang Rohingya. Ia mengatakan, krisis Rohingya menjadi masalah yang sangat penting bagi PKS agar tidak menjadi objek berita-berita hoaks yang menyebabkan persoalan pembersihan etnis Rohingya di Myanmar menjadi kabur. Dia mencontohkan video editan tentang Rohingya yang viral di media sosial.
"Bahkan saya sempat menerima kiriman di mana di dalamnya terdapat satu scene atau bagian dari film Rambo yang seolah-olah terjadi di Myamnar. Ini kan berbahaya bagi kondisi kerukunan beragama di Indonesia dan membuat peristiwa sesungguhnya menjadi kabur," katanya.
Presiden PKS menyatakan, pihaknya ingin menyelesaikan masalah Rohingya di Myanmar tanpa ada masalah baru di dalam negeri. Selain itu, Sohibul Iman juga mengintruksikan fraksinya di DPR RI untuk memperluas kerja sama dengan seluruh fraksi dan alat kelengkapan dewan untuk memperkuat langkah-langkah Indonesia dalam upaya melindungi dan mencegah etnik Rohingya dari bahaya pemusnahan etnis atau genosida.
"Kami intruksikan untuk terus meningkatkan konsolidasi dengan fraksi-fraksi lain membentuk semacam kaukus parlemen Indonesia untuk mendukung perjuangan Rohingya. Menunjukkan ini bukan hanya masalah kaum muslimin saja, tapi masalah kemanusiaan, masalah bersama," ujarnya.
Sebagaimana diwartakan, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) meminta Pemerintah Indonesia menjadi inisiator ASEAN untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar.
"Indonesia diharapkan bisa menjadi inisiator negara ASEAN dalam membantu Rohingya," ujar Sekretaris Jenderal ICMI Mohammad Jafar Hafsah.
ICMI, kata dia, mengecam segala bentuk tindak kekerasan militer Myanmar terhadap kelompok Rohingya dan meminta agar etnis tersebut dibebaskan selamanya dari diskriminasi serta intimidasi yang sistematis. Sementara itu, Forum Zakat Dunia (World Zakat Forum/WZF) menggalang bantuan untuk etnis Muslim tertindas Rohingya guna meringankan beban korban kekerasan Pemerintah Myanmar.
Sekretaris Jendral WZF Bambang Sudibyo, Senin, mengatakan organisasinya adalah forum sinergi lintas negara antara organisasi pengelola zakat, praktisi, akademisi dan pemangku kepentingan zakat lainnya yang memiliki perhatian mendalam dalam krisis kemanusiaan yang saat ini terjadi di Myanmar.
WZF, kata dia, juga mengajak masyarakat dunia untuk membuat langkah yang strategis dan efektif untuk mengakhiri krisis kemanusiaan ini melalui kerja sama kuat antara negara-negara Muslim dan institusi internasional dan multilateral lainnya.